PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX) mencoba memperbaiki kinerjanya pada sisa 2023 di tengah tantangan bisnis yang menghadang.
Adapun, pendapatan bersih KOBX turun 10,26% year on year (YoY) menjadi Rp 1,05 triliun pada semester I-2023. Hal ini sejalan dengan penurunan pendapatan segmen unit alat berat KOBX 16,29% YoY menjadi Rp 770,82 miliar. Bersamaan dengan itu, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk KOBX juga berkurang 28,20% YoY menjadi Rp 52,04 miliar.
Gabriella Azelia, Corporate Secretary Kobexindo Tractors mengatakan, penurunan kinerja keuangan KOBX salah satunya disebabkan oleh adanya penundaan pembelian atau pengiriman alat berat dari sejumlah konsumen. Selain itu, masuknya merek-merek alat berat asal China juga turut berdampak pada persaingan bisnis alat berat, termasuk kinerja KOBX. Mengingat merek-merek baru tersebut memanfaatkan situasi keterbatasan pasokan alat berat dari beberapa produsen atau distributor eksisting.
Di samping itu, KOBX ditunjang oleh ketersediaan suku cadang dan layanan purna jual yang tersebar di berbagai daerah strategis untuk menopang kelancaran operasional para konsumen. Pihak KOBX pada dasarnya masih memiliki modal berharga untuk meningkatkan lagi kinerjanya pada semester kedua. Walau terjadi penurunan secara tahunan, pendapatan bersih KOBX khusus kuartal II-2023 sebenarnya melonjak 100,47% secara kuartalan dibandingkan kuartal I-2023.
Guna memastikan adanya peningkatan kembali pada kinerja keuangannya, KOBX akan terus memasarkan berbagai varian baru alat berat baik untuk keperluan pertambangan maupun non pertambangan. Emiten ini juga menjadikan penjualan alat berat secara bundling (fleet/armada) dengan dukungan lembaga pembiayaan sebagai salah satu strategi bisnisnya pada 2023.
Sumber: Kontan