PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) atau BFI Finance mencetak laba bersih Rp 848,40 miliar atau naik 2,35% year on year (yoy) sampai semester I-2023. Beban terkait pencadangan dan bunga keuangan menahan laju pertumbuhan laba tersebut.
BFI Finance mencatat return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) Perusahaan masing-masing di posisi 8,7% dan 18,6% per Juni 2023. Lebih tinggi dari rata-rata industri dengan angka ROA yang dilaporkan sebesar 5,73% dan ROE sebesar 14,86% di akhir Mei 2023.
Pendapatan piutang pembiayaan tumbuh 31,26% (yoy) menjadi Rp 3,02 triliun hingga paruh pertama ini. Sejalan dengan saldo piutang pembiayaan bersih (net receivables) yang naik 31,8% (yoy) menjadi Rp 21 triliun. Sementara itu, total piutang pembiayaan yang dikelola (managed receivables) tercatat senilai Rp 22,4 triliun.
Di enam bulan pertama tahun ini, perusahaan mencatat nilai pembiayaan baru sebesar Rp 10,3 triliun atau meningkat 20,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dari nilai tersebut, sebanyak 61,0% digunakan untuk tujuan pembiayaan modal kerja, disusul dengan multiguna sebesar 22,6%, investasi 14,5%, dan syariah 1,9%.
Sementara itu, total beban perusahaan melejit 50,70% (yoy) menjadi Rp 2,15 triliun pada semester I-2023. Peningkatan ini didorong dari beban bunga dan keuangan yang naik 63,86% (yoy) menjadi Rp 464,75 miliar. Begitu juga pos beban menyangkut cadangan kerugian nilai piutang pembiayaan 159,03% (yoy) menjadi Rp 445,79 miliar.
Risiko pembiayaan BFI Finance yang tercermin dari non performing financing (NPF) bergerak naik. NPF bruto per Desember 2022 tercatat di level 1,00%, kemudian naik menjadi 1,94% pada Juni 2023. Rasio tersebut tercatat lebih baik dibandingkan NPF bruto rata-rata industri pembiayaan yang mencapai 2,63% per Mei 2023. Perusahaan juga mencatat tengah memperkuat pencadangan, dimana tingkat cadangan piutang dibandingkan NPF (NPF Coverage) telah mencapai 2,3 kali.
Sumber: Investor Daily