PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) atau Bank Jatim telah menentukan arah kebijakan dan langkah strategis dengan tetap meningkatkan pertumbuhan bisnis, inovasi teknologi, dan efisiensi. Perusahaan membidik perolehan laba bersih mencapai Rp 1,65 triliun, dengan pertumbuhan kredit hingga 18% pada 2023.
Direktur Utama Bank Jatim (BJTM) Busrul Iman menyampaikan, prospek ekonomi global mengalami penurunan yang dipengaruhi terutama oleh adanya inflasi yang semakin persisten, pengetatan kebijakan moneter, dan perang di Ukraina. Perkembangan risiko ekonomi global telah mengganggu aktivitas manufaktur global, setelah dua tahun terakhir dalam level ekspansi.
Sektor keuangan global juga mengalami tekanan yang diperlihatkan adanya kenaikan imbal hasil dan penguatan dolar AS akibat pengetatan kebijakan moneter. Kondisi tersebut memberikan tekanan terhadap stabilitas ekonomi nasional, namun masih tetap terkendali dan relatif lebih baik dibandingkan peer countries.
Dia menerangkan, perkiraan 5,3% untuk pertumbuhan ekonomi nasional cukup realistis dengan mempertimbangkan dinamika pemulihan menuju kinerja perekonomian yang lebih akseleratif. Meski demikian, risiko ketidakpastian yang terus membayangi mesti juga diantisipasi.
Ke depan, sambung dia, arah pengembangan digitalisasi industri perbankan diperkirakan semakin pesat. Beberapa inisiatif yang dilakukan diantaranya memastikan kesiapan infrastruktur digital, pengembangan bisnis dengan menjalin kolaborasi bersama marketplace dan fintech, serta memperluas cakupan jaringan kantor. Saat ini, tingkat permodalan Bank Jatim juga masih relatif tinggi, termasuk sinergi yang dijaga baik bersama pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
Sumber: Investor Daily