Merdeka Battery (MBMA) Teken Perjanjian Definitif Pengembangan Pabrik HPAL, Kapasitasnya Segini

2025-02-25 08:04:07 - Bagikan ke Facebook Whatsapp Twitter

JAKARTA, investortrust.id - PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) menandatangani perjanjian definitif dengan mitra strategis Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd. (Huayou) untuk pembangunan pabrik pengolahan High-Pressure Acid Leach (HPAL). Pabrik HPAL ini dibangun dengan kapasitas terpasang sebanyak 90.000 ton nikel dalam bentuk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) per tahun.

 

Pabrik HPAL ini akan dibangun dan dioperasikan oleh PT Sulawesi Nickel Cobalt (SLNC) di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), bersebelahan dengan pabrik HPAL yang dioperasikan oleh PT Huayue Nickel Cobalt (HNC), perusahaan joint venture yang dipimpin oleh Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd. (Huayou) yang telah beroperasi penuh sejak April 2022.

 

Berdasarkan perjanjian manajemen, anak perusahaan Huayou akan menyediakan layanan manajemen konstruksi untuk pembangunan pabrik HPAL SLNC, sementara MBMA bertanggung jawab atas perolehan izin dan persetujuan dari pemerintah Indonesia. 

 

Kemudian SLNC akan memperoleh dan mengolah bijih nikel laterit melalui perjanjian komersial dengan PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM), anak perusahaan MBMA. Di mana tambang SCM merupakan salah satu sumber daya nikel terbesar di dunia yang mengandung sekitar 13,8 juta ton nikel dan 1,0 juta ton kobalt. 

 

Presiden Direktur MBMA Teddy Oetomo mengungkapkan, perseroan akan membangun pabrik persiapan bijih atau Feed Preparation Plant (FPP) di tambang SCM untuk mendukung pengangkutan bijih melalui pipa ke pabrik pengolahan SLNC di IMIP.

 

“Konstruksi proyek HPAL SLNC ini telah dimulai sejak Januari 2025, dengan target commissioning dalam kurun waktu 18 bulan,” kata Teddy dalam keterangan resmi yang diterima invetsortrust.id Senin, (24/2/2025).

 

Selain itu, total investasi gabungan untuk pembangunan pabrik HPAL SLNC diperkirakan mencapai sekitar US$ 1,8 miliar. Investasi MBMA dalam SLNC dilakukan melalui afiliasinya, PT Merdeka Energi Baru (MEB), yang memiliki 50,1% saham di SLNC. 

 

Guna mendukung pembangunan proyek ini, SLNC telah berhasil mendapatkan pendanaan dan menandatangani perjanjian pinjaman dengan Bangkok Bank Public Limited Company, PT Bank Permata Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 

 

Sebelumnya, MBMA bermitra dengan GEM Co., Ltd. (GEM) untuk mengembangkan dua pabrik HPAL lainnya di kawasan IMIP dengan total kapasitas 55.000 ton MHP per tahun, keduanya diharapkan mulai produksi pada paruh pertama 2025. Pabrik HPAL pertama, yang dioperasikan oleh PT ESG New Energy Material (PT ESG), memiliki kapasitas sebesar 30.000 ton MHP per tahun. 

 

Sementara itu, pabrik HPAL kedua, yang dioperasikan oleh PT Meiming New Energy Material (PT Meiming), memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 25.000 ton MHP. “HPAL SLNC adalah inisiatif strategis MBMA untuk memaksimalkan nilai sumber daya nikel kami yang berlimpah dan akan meningkatkan kapasitas produksi tahunan MHP perusahaan lebih dari dua kali lipat,” ujar Teddy.

 

Dia  menyebut Kemitraan SLNC menegaskan komitmen perseroan untuk meningkatkan kapasitas dalam menyediakan bahan baku baterai berkualitas tinggi, serta mendukung kebijakan hilirisasi pemerintah Indonesia.

Bagikan:

DISCLAIMER ON!

Pandangan diatas merupakan pandangan dari PanenSAHAM, dan kami tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang diterima oleh investor dalam bertransaksi. Semua keputusan ada di tangan investor

Berita Menarik Lainnya: