Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebut bahwa likuiditas akan menjadi tantangan perbankan pada tahun depan di tengah tren suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang tinggi. Hal ini utamanya akan menyengat bank kecil yang sedari tahun ini pun sudah bergulat dengan tingginya rasio simpanan terhadap kredit atau loan to deposit ratio (LDR).
Adapun dua bank kecil, yakni PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) dan PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) berancang-ancang mencari cara agar likuiditas tetap terjaga dengan baik.
Direktur Utama Bank Ina Daniel Budirahayu mengatakan bahwa tantangan likuiditas perbankan ke depan akan semakin ketat, paling tidak sampai semester pertama 2023.
Dalam upaya menjaga likuiditas tersebut, Bank Ina akan meningkatkan produk tabungan yang menarik dan kemudahan dalam menjalankan produk digital. Dengan begitu, nasabah akan mudah bertransaksi, dana pihak ketiga (DPK) pun semakin banyak.
Sementara itu Direktur Kepatuhan Bank Oke Efdinal Alamsyah mengatakan likuiditas perbankan tahun depan akan menjadi tantangan, terutama karena tren suku bunga acuan BI yang tinggi.
Akan tetapi, tren suku bunga ini akan lebih berdampak pada nasabah institusi. Sementara, untuk nasabah ritel, tidak terlalu memberi dampak kepada likuiditas. Pasalnya, nasabah ritel lebih memerhatikan faktor layanan seperti kecepatan transaksi dan kenyamanan.
Sumber: Bisnis