Penerapan program B35 diperkirakan akan berdampak pada penurunan ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Pasalnya program yang akan diterapkan mulai 1 Februari 2023 tersebut akan menyedot pasokan CPO.
Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia, Joko Supriyono, mengatakan bahwa jatah CPO untuk ekspor akan berkurang karena penggunaan domestik bertambah. Kebutuhan untuk Biodiesel diperkirakan mencapai 13 juta kiloliter atau naik 1,5 juta kl.
Selain faktor B35, penurunan ekspor CPO juga dipengaruhi oleh produksi yang anjlok. Kondisi tersebut salah satunya dipengaruhi oleh harga pupuk yang naik hingga 400%. Pada 2022, Gapki mencatat ekspor sawit 2022 sebesar 30,8 juta ton.
Angka tersebut lebih rendah dari tahun 2021 sebesar 33,674 juta ton. Ini merupakan tahun ke-4 berturut-turut dimana ekspor turun dari tahun ke tahun. Nilai ekspor tahun 2022 mencapai US$ 39,28 miliar lebih tinggi dari tahun 2021 sebesar US$ 35,5 miliar. Ini terjadi karena harga produk sawit 2022 relatif lebih tinggi dari tahunsebelumnya.
Sumber: Katadata