PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) pada 2023 sebesar US$110 juta atau Rp1,71 triliun. Belanja modal tersebut di antaranya ditujukan untuk memaksimalkan penyelesaian proyek di Pomalaa dan Bahodopi.
Di Pomalaa, INCO menggandeng Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd (Huayou) untuk menggarap Proyek High-Pressure Acid Leach (HPAL). Proyek HPAL Blok Pomalaa diperkirakan akan menghasilkan 120 kiloton nikel yang menjadi bagian penting untuk mendukung ekosistem baterai kendaraan listrik.
Selanjutnya ada pula proyek bersama Taiyuan Iron & Steel Co. Ltd (TISCO) dan Shandong Xinhai Technology Co. Ltd. di Bahodopi, Sulawesi Tengah untuk pengembangan pabrik feronikel dengan kapasitas 73.000 ton per tahun dengan nilai investasi US$2,3 miliar. Proyek ini juga diperkirakan akan rampung pada 2025.
Direktur INCO Bernardus Irmanto menyebutkan, INCO akan menggelontorkan sekitar US$110 juta pada 2023 untuk sustaining capital. Manajemen INCO memprediksikan, tahun depan akan menjadi periode yang menantang. Sebab, pada 2023 semua proyek pengembangan dari perseroan mulai berjalan.
Adapun, pada 2023, INCO memasang target pertumbuhan produksi hingga 70.000 ton dengan kembali beroperasinya Furnace 4. Jumlah ini sedikit lebih tinggi dari target 2022 sebanyak 64.000 ton. Pada 2023, INCO berharap harga nikel masih bisa mendukung kinerja keuangan perseroan dengan bergerak di kisaran US$20.000 per ton.
Sumber: Bisnis