PT GTS International Tbk (GTSI) mengalokasikan belanja modal alias capital expenditure (capex) senilai US$ 24 juta tahun depan.
Direktur GTSI Dandun Widodo mengatakan, capex akan digunakan untuk membeli liquified natural gas (LNG) carrier dengan nilai antara US$ 10 juta sampai US$ 15 juta. Kapal tersebut akan dikonversi menjadi Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) dengan biaya US$ 8 juta sampai US$ 9 juta. Nantinya, kapal ini akan terutilisasi paling cepat pada kuartal ketiga 2023.
Langkah ini merupakan pijakan GTSI untuk mengembangkan bisnis FSRU. Direktur Utama GTSI Tammy Meidharma menjabarkan, pada 2025 GTSI akan berfokus mengembangkan FSRU. Rencana bisnis ini terkait dengan kebijakan pemerintah dalam mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) sejalan dengan kebijakan pengurangan emisi.
Nantinya, semua pembangkit listrik akan dikonversi menjadi energi baru terbarukan (EBT). Dalam proses konversi ini, dibutuhkan gas alam sebagai media transisi dalam konversi energi. GTSI juga menadah peluang dari kebijakan pemerintah dalam hal hilirisasi hasil tambang, dimana para penambang mineral tidak boleh menjual barang mentah.
Sumber: Kontan