JAKARTA, investortrust.id – Pengendali sekaligus direktur utama, Hadi Suhermin, PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL) mendadak memborong puluhan juta saham SMIL dari pasar. Dirinya menggelontorkan dana hampir Rp 20 miliar.
Hadi Suhermin dalam pengumuman resminya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (20/2/2025), bahwa dirinya memborong sebanyak 67,86 juta saham SMIL dengan harga pelaksanaan Rp 294 per saham pada 19 Februari.
“Pembelian tersebut bertujuan sebagai investasi. Pembelian tersebut menjadikan total saham SMIL yang digenggam Hadi Suhermin bertambah sebanyak 0,77% dari 49,31% menjadi 50,08%,” tulis Hadi Suhermin dalam penguman tersebut.
Sebelum aksi tersebut direalisasikan terpantau saham SMIL mencatatkan lomptan harga dalam beberapa pekan terakhir. Berdasarkan data BEI, saham SMIL telah melesat dari level penutupan akhir Januari 2025 Rp 123 menjadi Rp 302 pada penutupan hari ini atau telah melambung sebanyak 145,52% sepanjang Feburuari 2025 berjalan.
Aksi borong saham SMIL dari pasar bukan kali ini saja dilakukan Hadi Suhermin. Dirinya sebelumnya telah memborong sebanyak 87,41 juta (1%) saham SMIL dengan harga pelaksanaan Rp 172 per saham, sehingga nilainya mencapai Rp 15,03 miliar, pada November 2024.
Sedangkan berdasarkan data registrasi pemegang saham, Hadi Suhermin tercatat sebagai pengendali dan affiliasi dengan kepemilikan 50% saham. Sisanya dikuasai Lucia Irawaty Lie sebanyak 24%, Winston Suhermin 8%, dan sisanya investor public 18,69%.
Sebelumnya, Direktur Utama Sarana Mitra Luas Hadi Suhermin mengatakan, Sarana Mitra Luas (SMIL) optimistis terhadap lonjakan penyewaan alat untuk memindahkan, menyimpan, dan mengendalikan barang atau muatan (material handling equipment/MHE) pada 2025.
Diproyeksikan pasar forklift di Indonesia akan bertumbuh signifikan tahun ini, seiring dengan ekspansi sektor industri dan logistik yang dipercaya berkembang pesat. “Transformasi menuju era digitalisasi dan otomatisasi turut mendorong perusahaan untuk memilih forklift yang lebih canggih,” tegas Hadi kepada wartawan di Kantor Sarana Mitra Luas.
Pendorong utama pertumbuhan permintaan forklift, salah satunya karena Pemerintah Indonesia fokus pada pembangunan kawasan industri baru, serta penguatan rantai pasok domestik dan internasional.
Industri manufaktur, pergudangan, dan e-commerce yang semakin besar juga membutuhkan solusi alat berat yang andal untuk mendukung operasional mereka. Dengan meningkatnya volume barang yang harus diangkut dan dikelola, forklift kerap menjadi aset vital bagi banyak perusahaan.