PT Vale Indonesia Tbk (INCO) berpeluang menguasai 30% saham pabrik nikel berteknologi high pressure acid leach (HPAL) di Blok Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara milik PT Kolacka Nikel Indonesia (KNI), lima tahun setelah KNI merampungkan pembangunan fasilitas itu. Saat ini, Vale memegang 20% saham perusahaan itu.
Pabrik itu akan menghasilkan mixed hyrdroxide precipitate (MHP), produk nikel antara yang digunakan sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Dalam pohon bisnis nikel, MHP diolah lagi menjadi nikel sulfat, material (prekursor) kutub positif (katoda) baterai EV bersama lithium, mangan/aluminium, dan kobalt sulfat.
Bayu Aji, head of communications Vale Indonesia, menegaskan, perseroan memiliki opsi untuk meningkatkan porsi saham di KNI. Apabila Vale memilih mengeksekusi opsi tersebut, komposisi pemegang saham KNI adalah Huayou (secara tidak langsung) 53%, Ford 17% dan Vale Indonesia 30%.
Pabrik itu akan menghasilkan MHP berkapasitas 120 ribu ton per tahun. Proyek HPAL Blok Pomalaa akan mengolah bijih nikel Vale Indonesia dari tambang Blok Pomalaa. Persiapan lokasi awal proyek HPAL ini telah dimulai dan konstruksi penuh diharapkan dapat dimulai tahun ini dan operasi komersial dimulai pada 2026. Kolaborasi ini akan menyediakan bahan-bahan penting untuk peralihan industri otomotif ke EV, meningkatkan industri manufaktur EV Indonesia, dan mendukung rencana Ford untuk menghasilkan produksi 2 juta EV pada akhir 2026 dan skala lebih lanjut secara bertahap.
Sumber: Investor Daily