Harga emas masih menunjukkan tajinya. Dalam setahun, harga komoditas logam mulia ini sudah naik sebesar 10,33%. Meski pada perdagangan hari ini, Senin (17/7) harga emas acuan Gold Comex melemah 0,41% ke level USD1.956 per
Kenaikan harga emas ini menjadi angin segar bagi PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) yang bergelut di industri perhiasan dan logam mulia.
Direktur Investor Relation HRTA Thendra Crisnanda meyakini harga emas bisa berpotensi bergerak di rentang US$ 1.900 sampai US$ 2.200 per oz di tahun ini. Setidaknya ada tiga faktor pendorong tingginya permintaan emas fisik saat ini. Pertama, agenda global back to gold standard oleh negara Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan (BRICS). Kedua, pembelian emas oleh hampir semua bank Sentral dunia.
Ketiga, safe haven asset di tengah risiko inflasi dan kekhawatiran krisis perekonomian global dan geopolitik. Untuk itu, HRTA menargetkan pertumbuhan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) sebesar 10% secara year-on-year (YoY) pada tahun ini. Kata Thendra, kenaikan harga emas akan berpengaruh positif terhadap kinerja HRTA, selain ditopang oleh pertumbuhan volume penjualan.
Sejauh ini HRTA telah menggaet tiga partner ekspor yang telah bekerja sama dengan HRTA dari India, yaitu Kundan, Bright Metal, dan LP Commodities. Dari tiga partner tersebut, HRTA menargetkan bisa mengekspor hingga 10 ton perhiasan dengan kadar 22 karat hingga akhir tahun 2023.
Pada Maret 2023, HRTA memasuki pasar ekspor melalui kerja sama dengan Kundan Care Product LTD (Kundan) untuk ekspor perhiasan emas ke India. Kundan merupakan perusahaan manufaktur, refinery dan eksportir dari produk emas, perak, dan energi yang terbesar di India. Selain pasar India, Thendra mengatakan saat ini HRTA juga mendapatkan beberapa penawaran kerjasama dari partner potensial dari wilayah Timur Tengah dan juga China.
Sumber: Kontan