Pada perdagangan Kamis (11/12/2025), IHSG dibuka di level sekitar 8.764–8.767 — naik sekitar 0,70% dibandingkan penutupan sebelumnya.
Penguatan ini didorong antara lain oleh respons positif pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve (The Fed).
Sentimen global — khususnya penurunan suku bunga AS — memancing aliran modal ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Secara domestik, sektor infrastruktur melonjak signifikan (sekitar + 4,3%) sehingga menjadi salah satu pendorong terbesar kenaikan IHSG pagi ini.
Meski tren umum bullish, analis memperingatkan potensi koreksi jangka pendek — IHSG bisa kembali menguji area 8.447–8.562 jika tekanan jual asing terus meningkat.
Beberapa saham juga mendapat pemantauan khusus: misalnya NSSS dan PKPK yang kenaikannya dinilai “tidak wajar” dan diawasi secara ketat oleh bursa.
Menurut riset dari beberapa sekuritas:
IHSG saat ini menunjukkan optimisme pasar dengan potensi melanjutkan penguatan, terutama saat sentimen global mendukung dan sektor dalam negeri ikut bangkit. Namun, investor tetap perlu hati-hati karena ada risiko koreksi dalam jangka pendek — terutama bila terjadi aksi profit taking atau net sell asing. Bagi Anda, strategi yang bijak bisa “buy on weakness” pada saham pilihan, sambil memperhatikan level teknikal support/resistance yang disebut analis.