Nilai ekspor kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) ercatat mengalami penurunan pada kuartal I/2023. Seiring dengan hal tersebut, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mengungkapkan sejumlah strategi yang disiapkan perseroan guna terus memacu ekspansi bisnis pada sektor agrikultur.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor CPO dan turunannya (HS 1511) dari sisi nilai mengalami pelemahan dari US$1,6 miliar pada Maret 2023 menjadi US$1,38 miliar pada April 2023. Pada periode yang sama, volume ekspor juga tercatat turun dari 1,7 juta ton menjadi 1,46 juta ton.
Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Mukti Sardjono menjelaskan bahwa ekspor minyak sawit justru mengalami penurunan dari 2,9 juta ton pada Februari menjadi 2,6 juta ton pada bulan Maret. Penurunan terbesar terjadi pada produk olahan minyak sawit yang turun dari 2,25 juta ton pada bulan Februari menjadi 1,88 juta ton pada Maret 2023.
Menanggapi hal tersebut, SVP Head of Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menjelaskan bahwa pihaknya tetap optimis penyaluran kredit ekspor pada sektor agrikultur diperkirakan akan tetap tumbuh positif pada tahun ini. Hingga saat ini, BNI mencatat eksposur kredit pada sektor tersebut mencapai Rp54,6 triliun.
Okki melanjutkan seiring ekspor minyak sawit terindikasi melemah, pihaknya terus berkomitmen untuk senantiasa mengamati tren perdagangan luar negeri di tahun ini. Di samping itu, BBNI juga akan terus berupaya untuk memberikan dukungan pada client di sektor agriculture melalui program kredit investasi untuk tumbuh dan berekspansi, khususnya pada project feasible dan bankable dengan tetap mematuhi seluruh regulasi yang ada.
Sumber: Bisnis