PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) atau Antam tengah memfinalisasi kesepakatan investasi pengembangkan industri baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dengan PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co Ltd (CBL), anak usaha CATL, dan LG Energy Solution (LGES) senilai US$ 6 miliar atau setara Rp 90 triliun. Kesepakatan proyek ini ditargetkan diteken tahun ini.
Direktur Pengembangan Usaha Antam (ANTM) Dolok Robert Silaban menjelaskan, kerja sama antara Antam, CBL dan LGES fokus pada sisi hulu (upstream) dari industri baterai EV. Sampai sekarang, conditional shares purchase agreement (CSPA) kerja sama ini segera rampung. Sebab, masih ada beberapa kondisi dalam transaksi yang harus dinilai, terutama menyangkut reserved atau cadangan nikel yang kadarnya perlu dinaikkan. Hal ini yang Antam negosiasikan dengan CBL dan LGES.
Semua pihak sudah sepakat untuk menjalin kerja sama, yakni di sisi hulu baterai EV. Di sisi lain, ada complement date atau long stop date yang terus dikejar. Sebab, investasi ini bergantung pada Tiongkok, sehingga perlu mendapatkan persetujuan dari Overseas Direct Invesment (ODI).
Dolok memerinci, Antam akan berperan menambang bijih nikel. Kemudian bijih tersebut diolah menjadi nikel sulfat yang selanjutnya diproduksi menjadi baterai baik dalam bentuk material maupun yang sudah berbentuk baterai PX. Setelah itu, ada proses daur ulang atau biasa disebut dengan istilah battery recycle.
Sumber: Investor Daily