Banjir Akan Likuiditas USD, Prospek Saham OCBC Indonesia (NISP) Direvisi Naik

2024-05-15 08:17:54 - Bagikan ke Facebook Whatsapp Twitter

JAKARTA, investortrust.id –  PT OCBC Indonesia Tbk (NISP) menunjukkan pertumbuhan NIM bersamaan dengan peningkatan kualitas aset kredit. Sedangkan kuatnya likuiditas dollar Amerika Serikat (AS) menjadi keunggulan bank ini di tengah lingkungan ketetnya likuiditas perbankan di Tanah Air.

 

Dengan pertumbuhan tersebut diharapkan NIM NISP bisa mencaapi 4,3% tahun ini atau berada di atas target manajemen lebih adri 4%. Sedangkan biaya kredit (CoC) diperkirakan turun.

 

 

Hal tersebut mendorong Trimegah Sekuritas untuk mempertahankan rekomendasi beli saham NISP dengan target harga direvisi naik dari Rp 1.600 menjadi Rp 1.800. Dengan demikian potensi penguatan harga saham ini masih besar mencapai 45,2%.

 

Estimasi Kinerja Keuangan NISP

 

 

“Di tengah kondisi ekonomi yang cenderung melambat, khususnya segmen menengah bawah, NISP justru berhasil mengerek naik kualitas kredit usaha kecil menengah. Perseroan juga berhasil memangkas turun NPL kredit usaha kecil menengah menjadi 3,2% pada kuartal I-2024, dibandingkan kuartal IV-2023 sektiar 3,7%,” tulis analis Trimegah Sekuritas Adi Prabowo dan Jonathan Gunawan dalam riset yang diterbitkan di Jakarta, kemarin. 

 

Perseroan juga menunjukkan lompatan kredit UMKM sebanyak 22% pada kuartal I-2024, dibandingkan kuartal IV-2023. Dengan peningkatan tersebut terbuka peluang bagi perseroan untuk memperbesar kredit segmen ini ke depan. 

 


 

Selain itu, Trimegah Sekuritas menyebutkan, NISP menjadi bank dengan likuiditas dollar AS yang kuat didukung kemitraan dengan induknya OCBC Singapura. 

 

“Likuiditas foreign exchange OCBC yang kuat menjadi keuanggalan bagi perseroan di tengah ketatnya likuiditas perbankan dalam negeri. OCBC sebagai bank terbesar di Singapura mencatat kenaikan likuiditas dollar yang pesat sejalan dengan derasnya aliran dana masuk,” terangnya. 

 

Besarnya likuiditas OCBC selaku induk usaha, terang dia, berhasil dimanfaatkan NISP dengan menawarkan kredit USD kepada korporasi bernilai US$ 3 juta per perseroan atau bisa lebih. Adapun bunga kredit USD tersebut bersaing untuk menarik minak nasabah. 


 

Hal ini menjadikan kredit denomiasi USD NISP bertumbuh pesat hingga menyumbang sebanyak 24,9% terhadap total kredit yang dikucurkan sepanjang kuartal I-2024. 

 

“Kemitraan NISP dengan OCBC Group Singapura menjamin perseroan bisa mengakses dana dari luar negeri berbentuk USD di bunga menarik, tanpa menggangu pasar perseroan. Kemitraan dengan OCBC Group menjadi keunggulan NISP di tengah ketatnya likuditas,” terangnya. 

 

Sejumlah faktor tersebut mendorong Trimegah Sekuritas merevisi naik target harga saham NISP menjadi Rp 1.800. Target harga tersebut juga mempertimbangkan perkiraan kenaikan laba bersih perseroan menjadi Rp 4,55 triliun tahun ini, dibandingkan realisasi tahun lalu Rp 4,09 triliun. Sedangkan laba per saham diharapkan meningkat menjadi Rp 199 tahun ini, dibandingkan tahun 2023 senilai Rp 178 per saham. 

 

Grafik Saham NISP

 



Bagikan:

DISCLAIMER ON!

Pandangan diatas merupakan pandangan dari PanenSAHAM, dan kami tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang diterima oleh investor dalam bertransaksi. Semua keputusan ada di tangan investor

Berita Menarik Lainnya: