Meskipun perekonomian dunia dihadapkan ketidakpastian, Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) tetap memandang optimistis prospek penjualan keramik nasional untuk tahun 2023 mendatang.
Ketua Umum Asaki Edy Suyanto menyampaikan, Asaki memproyeksikan tingkat utilisasi tahun depan akan meningkat ke level 83%-85%, dengan perkiraan total produksi mencapai 470 juta m². Proyeksi itu lebih tinggi dari target Asaki tahun ini yang sebesar 80%.
Dia menyampaikan, proyek ekspansi kapasitas produksi keramik nasional juga berjalan cukup baik dan on track dengan target Asaki. Menurutnya, penambahan kapasitas baru sekitar 75 juta m² atau setara 90% angka impor tahunan akan rampung sebagian di tahun 2023 dan selesai di tahun 2024.
Demi kelangsungan industri keramik tahun depan, Asaki meminta beberapa dukungan dan atensi pemerintah untuk menghadapi tantangan di tahun 2023. Salah satunya berkaitan dengan penundaan pelaksanaan ODOL ke tahun 2025. Dia memaparkan, pemberlakuan aturan ODOL tersebut akan menyebabkan kenaikan harga Jual keramik minimal 20%, karena ongkos angkut akan meningkat 240%.
Asaki juga meminta perhatian Pemerintah berkaitan dengan gangguan kelancaran supply gas untuk industri keramik di Jawa bagian Barat. Yang mana sejak Oktober lalu dibatasi pemakaiannya 85% dari total kebutuhan gas.
Sumber: Kontan