Merger Indihome dan PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) disebut bakal rampung Juli 2023. Aksi korporasi ini diprediksi menguntungkan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), pemilik layanan fixed broadband Indihome sekaligus pemegang saham mayoritas Telkomsel, karena bisa mendongkrak laba bersih.
Berdasarkan catatan CLSA, pendapatan Telkomsel bisa naik, setelah Indihome bergabung. Telkom juga diuntungkan oleh sinergi biaya antara Indihome dan Telkomsel. Saat ini, CLSA mencatat, average revenue per user (ARPU) layanan seluler Telkomsel hanya Rp 40-50 ribu, sedangkan ARPU fixed broadband yang ditawarkan Indihome bisa enam kali lebih besar.
Di sisi lain, Telkom memimpin penyesuaian tarif layanan telekomunikasi melawan para pesaing. Telkom percaya, kompetisi di pasar telekomunikasi nasional telah berkurang, setelah merger Indosat dan Hutchison. Tren ini akan terus berlanjut tahun ini, termasuk di luar Jawa.
Telkom berharap rata-rata pertumbuhan majemuk (CAGR) bisnis data canter mencapai 28% sampai 2030. Telkom mengindikasikan jumlah dividen tahun buku 2022 sedikit lebih besar dari realisasi 2021.
Telkom saat ini menguasai 65% saham Telkomsel, sedangkan 35% digenggam Singapore Telecommunications Limited (Singtel) asal Singapura. Adapun Indihome adalah layanan fixed broadband milik Telkom. Peleburan Indihome ke Telkomsel berpotensi membuat kepemilikan saham Singtel di Telkomsel terdilusi. Akan tetapi, CLSA tidak menyebutkan berapa besar potensi penurunan kepemilikan Singtel di Telkomsel.
Sumber: Investor Daily