Kinerja emiten rokok dengan tingkat kapitalisasi pasar menengah tumbuh positif pada kuartal I/2022 berkat tariff cukai. Sejumlah analis menilai hal tersebut terutama didorong fenomena peralihan konsumen ke produk rokok yang lebih murah (downtrading) dan insentif yang mereka peroleh dari tarif cukai yang lebih rendah.
Laba bersih PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) kuartal I/2022 naik signifikan hingga 116 persen menjadi Rp3,79 miliar dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Begitu juga dengan PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) yang mampu menaikkan penjualan bersihnya hingga 32,6 persen menjadi Rp757,53 miliar, dibandingkan kuartal I/2021 yang sebesar Rp571,06 miliar.
Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan mengatakan, pertumbuhan kinerja perusahaan rokok Golongan 2 ini terjadi karena beban cukainya yang tidak sebesar perusahaan Golongan 1. selisih tarif ini memberikan perbedaan sangat signifikan dari sisi biaya operasional, khususnya beban cukai yang harus dibayarkan perusahaan golongan 1. Perusahaan pun berupaya menekan efek kenaikan cukai dengan berbagai cara.
Selisih tarif yang lebar hingga 40 persen membuka kesempatan perusahaan golongan 1 mengejar nilai cukai yang lebih rendah di golongan 2. Selain itu, perusahaan rokok juga memproduksi produk rokok yang murah agar tetap terjangkau konsumen sekaligus meningkatkan penjualan.
Sumber: Bisnis