Pertamina Geothermal (PGEO) Siap Jadi Pemimpin Adopsi EBT di Indonesia

2023-02-09 00:00:00 - Bagikan ke Facebook Whatsapp Twitter

Calon emiten PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) bakal menjadi garda terdepan merealisasikan komitmen target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025 dan 24,2 persen pada 2030. 

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 mencatat pembangkit listrik panas bumi yang dapat menghasilkan energi dalam jumlah besar dan ramah lingkungan menjadi kunci pencapaian target EBT tersebut. Hingga 2021, bauran energi EBT hanya sebesar 11,5 persen.   

PLN memproyeksikan akan ada tambahan pembangkit EBT yang terakumulasi menjadi sebesar 10,6 GW hingga 2025 dan 18,8 GW hingga 2029. Peningkatan bauran energi EBT ini pun merupakan bagian dari komitmen menuju net zero emission pada 2060. Sebagai bentuk komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca menuju net zero emission pada 2060, pembangkit listrik tenaga panas bumi menjadi salah satu yang mendominasi sistem tenaga listrik hingga 2030 mendatang.

RUPTL 2021-2030 menargetkan pada 2025 akan ada tambahan kapasitas terpasang energi panas bumi sebanyak 870 MW, dari proyeksi 2024 hanya sebanyak 141 MW. Sepanjang 2021-2030, ditargetkan ada tambahan kapasitas terpasang panas bumi sebesar 3.355 MW. 

Sementara itu, PGEO menetapkan kisaran harga perdana Rp820-Rp945 per saham dalam penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham. PGE menawarkan maksimal 10,35 miliar saham dengan nilai nominal Rp500 atau 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor. Oleh karena itu, PGE dapat meraih dana IPO maksimal Rp9,78 triliun, dan serendah-rendahnya Rp8,48 triliun. 

Direktur Eksplorasi dan Pengembangan Pertamina Geothermal Energy Rachmat Hidayat menambahkan dengan kapasitas terpasang panas bumi sebesar 1.877 MW, PGE dapat menyalurkan listrik sekitar 2,08 juta rumah tangga atau setara 88.752 BOEPD bahan bakar fosil.

Komentar: Indonesia sedang dalam proses menurunkan emisi gas rumah kaca dan salah satunya merupakan adanya peningkatan penggunaan EBT sebagai pengganti penggunaan bahan bakar seperti batu bara, minyak, dan lainnya. Sebagai perusahaan yang memilii fokus kegiatan pada perkembangan industri EBT, PGEO (akan IPO di tahun 2023) dapat menjadi perusahaan yang didukung oleh negara sebagai salah satu perusahaan utama yang akan merealisasikan target penggunaan EBT untuk kedepannya. Selain itu, dana yang didapatkan dari IPO PGEO akan digunakannya untuk menambah kapasitas terpasang energi panas bumi. Nilai PBV dari PGEO merada pada kisaran 1,2 - 1,33 yang juga dapat diperhatikan untuk menentukan sifat positif atau negatif pada kegiatan IPO.

Sumber: Bisnis

Bagikan:

DISCLAIMER ON!

Pandangan diatas merupakan pandangan dari PanenSAHAM, dan kami tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang diterima oleh investor dalam bertransaksi. Semua keputusan ada di tangan investor

Berita Menarik Lainnya: