PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melihat peluang dari perkembangan teknologi energi baru terbarukan (EBT) yang akan semakin kompetitif. Demi meraih potensi ini, PTBA gencar melakukan diversifikasi bisnis dengan menggarap bisnis energi terbarukan dan menjalankan program energi baru.
Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, Apollonius Andwie C menerangkan masuknya PTBA ke dalam bisnis EBT merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan energi yang peduli lingkungan. Visi ini sejalan juga dengan target pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat.
Salah satu program PTBA adalah hilirisasi coal to DME. Selain merupakan sumber energi baru yang lebih ramah lingkungan, implementasi DME akan mengurangi impor LPG serta memperbaiki neraca dagang Indonesia. Rencana tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) 2017. Selain mengembangkan energi baru, PTBA telah merealisasikan sejumlah proyek energi terbarukan yakni PLTS.
Baru-baru ini, PTBA menjajaki potensi kerja sama pengembangan PLTS di lokasi operasional Semen Indonesia Group (SIG). PTBA juga menjajaki pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan China Huadian Corporation (CHD). Bisnis energi terbarukan yang digarap Bukit Asam juga akan didukung oleh lahan bekas tambang yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan energi surya.
Komentar: Saat ini, Indonesia sedang berusaha mengurangi penghasilan emisi dan meningkatkan sifat Go Green seperti memperbanyak penggunaan energi terbarukan dibandingkan dengan yang tidak (batu bara, minyak, dll). Sebagai industri yang memiliki kegiatan utama di pertambangan batu bara, penambahan kegiatan di EBT merupakan hal yang dapat meningkatkan kegiatan usahanya. EBT yang dikembangkan PTBA merupakan hilirisasi batu bara menjadi DME yang cenderung bersifat lebih ramah lingkungan. Berdasarkan PTBA, rencana pendapatan perusahaan akan terdiri dari 50% batu bara dan 50% dari EBT.
Sumber: Kontan