Harga komoditas nikel stabil di awal tahun ini. Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (31/1), harga nikel pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange menguat 3,85% ke US$ 30.344 per metrik ton. Harga nikel menguat 0,98% sepanjang bulan Januari.
Harga rata-rata nikel sepanjang Januari 2023 mencapai US$ 28.470 per metrik ton, lebih tinggi ketimbang harga rata-rata Januari tahun lalu yang mencapai US$ 22.013 per metrik ton. Tapi, harga nikel ini lebih rendah ketimbang level tertinggi setahun terakhir pada US$ 48,078 per metrik ton yang tercatat pada 7 Maret 2022.
Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, meskipun bergerak sideways jangka pendek pada bulan Januari, harga nikel secara keseluruhan sebenarnya masih berpotensi bagus pada tahun 2023. Sebab, fundamental nikel selama tahun 2023 lebih kuat dibandingkan beberapa komoditas mineral lainnya.
Hal itu akan membuat pasar mengalami defisit pasokan pada tahun 2026. Selain itu, banyak produsen dan pengguna akhir di pasar juga memperkirakan bahwa permintaan sektor baterai akan nikel akan meningkat secara substansial. Mungkin mendekati 35% dari total permintaan pada tahun 2030.
Menurut Wahyu, kondisi tersebut akan mempengaruhi pasar Indonesia secara signifikan. Selain itu, pelarangan ekspor nikel Indonesia juga bisa mempengaruhi harga. Dia memperkirakan, produksi nikel akan meningkat karena ada upaya peningkatannya di Indonesia. Ini bisa potensial mendukung surplus global dan harga nikel akan bereaksi sesuai dengan itu.
Sepanjang 2023, Wahyu memprediksi harga nikel akan berada dalam kisaran US$ 20.000 per metrik ton–US$ 39.000 per metrik ton. Jika tembus ke US$ 33.900, maka bisa kembali memicu potensi pengujian ke US$ 35.000–US$ 40.000.
Sumber: Kontan