PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) melaporkan rugi bersih sebesar Rp126,07 miliar pada kuartal III/2022. Bila dibandingkan dengan tahun lalu, kerugian bank susut 15,57 persen. Kerugian yang masih dialami Bank Banten dikarenakan beban operasional yang membengkak. Tercatat, beban umum dan administrasi Bank Banten pada kuartal III/2022 naik 50,17 persen menjadi Rp213,90 miliar.
Bank Banten memang mencatatkan peningkatan pendapatan bunga dari Rp210,38 miliar per September 2021 menjadi Rp336,47 miliar per September 2022. Namun, beban bunga Bank Banten juga naik dari Rp175,96 miliar pada kuartal III/2021 menjadi Rp235,86 per kuartal III/2022.
BEKS juga mencatatkan rugi operasional bersih Rp159,01 miliar pada kuartal III/2022. Kerugian tersebut membuat saldo rugi pada pos ekuitas atau defisit Bank Banten semakin tebal. Bank Banten mencatatkan saldo rugi Rp2,78 triliun pada kuartal III/2022, naik dibandingkan saldo rugi pada September 2021, Rp2,53 triliun.
Sebagai upaya penambahan modal, BEKS sebenarnya berencana menerbitkan efek baik dalam rights issue maupun penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement dalam bentuk saham Seri C dengan nilai nominal Rp50. Dalam opsi rights issue, BEKS berencana menerbitkan maksimal 30 miliar saham baru. Nilai tersebut setara dengan 58,42 persen dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan.
Sumber: Bisnis