Harga minyak kelapa sawit (CPO) masih tertekan, meskipun kembali menguat pada perdagangan Senin (27/3). Meski begitu, PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) optimistis tertekannya harga tidak berdampak signifikan terhadap kinerja keuangan.
Head of Investor Relation STAA Edward Wijaya menerangkan, CPO merupakan barang komoditi yang senantiasa berfluktuasi harganya sepanjang tahun. Menurutnya, penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kekhawatiran kondisi perbankan di Amerika Serikat (AS) yang berdampak terhadap pelemahan crude oil, serta pelemahan minyak nabati lain seperti minyak kedelai dan bunga matahari. Penurunan harga CPO global inipun dinilai akan memberikan dampak terhadap kinerja perseroan.
Namun, diperkirakan dampaknya tidak akan terlalu signifikan lantaran mayoritas penjualan STAA berasal dari pasar domestik. Tahun 2022, penjualan domestik berkontribusi sebesar Rp 5,71 triliun, sementara ekspor hanya Rp 329,41 miliar. Untuk meminimalisasikan dampak dari penurunan harga CPO di pasar, STAA fokus untuk menaikkan produksi CPO untuk tahun 2023. Adapun tahun ini, STAA menargetkan pertumbuhan produksi CPO sebesar 12% atau mencapai 450.000 ton.
Sumber: Kontan