PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) menyampaikan tahun ini menargetkan volume produksi CPO mencapai 1,04 juta ton. Sekretaris Perusahaan TAPG Joni Tjeng menjelaskan hal ini diperkirakan kondisi cuaca pada 2023 yang akan menuju netral.
Dalam 5 tahun ini Perseroan juga sedang mengalami pertumbuhan yang signifikan seiring umur tanaman yang sedang berada pada masa puncak dengan tingkat demand industri yang sangat baik khususnya pada domestik. TAPG turut mengalami peningkatan yang cukup baik pada produksi CPO dalam 5 tahun ini. Selama 5 tahun, peningkatan tahunan mencapai 6%. Peningkatan produksi juga secara langsung meningkatkan revenue perseroan hingga 24% dalam 5 tahun terakhir.
Pihaknya juga menemui beberapa hambatan dan peluang. Ia mengatakan, beberapa hambatan utama dari industri kelapa sawit adalah banyaknya perang dagang yang sering kali melakukan black campaign pada komoditas kelapa sawit. Hal ini mengganggu demand dan pada sisi supply kelapa sawit tidak akan meningkat signifikan akibat moratorium dari pemerintah yang mengatur penanaman baru.
Pada tahun 2022, produksi TBS dari dari kebun inti meningkat 21% dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 3,2 juta ton, dengan pencapaian yield sebesar 24,5 ton/ha. Adapun rata-rata umur tanaman yang mencapai 12 tahun. Tingginya permintaan dari China dan India dan permintaan dalam negeri, baik pada sektor pangan maupun pada sektor energi berdampak langsung pada penjualan perseroan. Penjualan CPO dan PK TAPG mencapai Rp8,1 triliun dan Rp 1,2 triliun, atau meningkat 52% dan 42% pada tahun 2022 dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Sumber: Kontan