Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menyebut industri furnitur Indonesia masih mengandalkan pasar ekspor Amerika Serikat dan Eropa.
Bagi pelaku usaha, sukar mendapatkan pasar ekspor baru. Padahal baik AS maupun Eropa sejak tahun lalu didera permasalahan ekonomi imbas dari perang Rusia-Ukraina. Hal inipun berdampak pada penurunan kinerja industri furnitur nasional.
Dalam catatan BPS, sejumlah negara di Eropa seperti Georgia, Estonia, Denmark, Hongaria, Italia, Polandia, Portugal, Prancis, Serbia, Romania, Slovakia, Slovenia Spanyol bahkan Rusia dan Ukraina masih memesan produk furnitur Indonesia pada empat bulan pertama 2023. Tidak hanya Eropa, Amerika Serikat sepanjang Januari hingga April tahun ini tercatat masih mengimpor produk furnitur Indonesia.
Meskipun demikian, Abdul menyebut pelaku industri furnitur harus terus berusaha untuk menembus pasar-pasar baru guna mengantisipasi jika situasi semakin memburuk. Para pelaku usaha, sebutnya, telah mempertimbangkan pasar Timur Tengah, India dan pasar Asia lainnya.
Dalam catatan BPS, industri furnitur juga telah mengekspor produk ke sejumlah negara di Timur Tengah, seperti Albania, Turki, Mesir, Yaman, Israel, Bahrain, Arab Saudi dan sederet negara di Timur Tengah lainnya.
Sumber: Bisnis