PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) optimistis kinerja keuangan kuartal I-2023 berbalik menjadi positif setelah tahun lalu merugi. Peningkatan didukung masih tingginya permintaan produk perseroan.
HR Director dan Corporate Affairs Suryandi mengatakan, dari sisi pasar, perseroan tidak memiliki kekhawatiran dalam menghadapi kinerja tahun ini. Indonesia masih menjadi net import, sehingga permintaan masih kuat. Apalagi, jika ditopang dengan berakhirnya konflik geopolitik Rusia-Ukraina dan membaiknya perekonomian Tiongkok. Sebab, Tiongkok berperan penting bagi industri petrokimia. Makanya, kinerja yang kurang mentereng pada tahun lalu tidak hanya dialami oleh perseroan, tetapi juga Lotte perusahaan asal Korea.
Tahun lalu, TPIA mengalami rugi kotor sebesar US$ 8,64 juta, dibandingkan laba kotor periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 306,79 juta. Ini menyusul melonjaknya beban ketimbang pendapatan. Beban pokok pendapatan perseroan naik sebesar 24,3% menjadi US$ 1,95 miliar hingga kuartal III-2022, dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar US$ 1,57 miliar di antaranya didorong oleh naiknya harga minyak mentah dan menurunnya permintaan dari Tiongkok.
Ke depan, perseroan berencana menerbitkan obligasi kembali seiring dengan target keberlanjutan yang dicanangkan perseroan. Selain itu, perseroan juga akan meminta restu dari seluruh pemegang saham untuk penerbitan obligasi yang akan dibagi dalam dua sampai tiga kali penerbitan.
Sumber: Investor Daily