PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) US$ 70 juta-US$ 90 juta untuk untuk segmen batubara metalurgi pada tahun ini. Belanja modal ini belum termasuk belanja modal untuk smelter aluminium. Salah satu penggunaan dana capex ADMR adalah untuk mengerek volume penjualan di tahun 2023. Hingga tutup tahun nanti, Adaro Minerals mengejar volume penjualan 3,8 juta ton-4,3 juta ton.
Manajemen ADMR menyebutkan bahwa target penjualan tersebut didukung oleh kuatnya permintaan pelanggan, sesuai dengan target jangka menengah sebesar 6 juta ton per tahun.
Di tahun 2023, ADMR memperkirakan peningkatan nisbah kupas menjadi sebesar 3,8x lantaran kegiatan penambangan di PT Lahai Coal akan dimulai kembali. Catatan saja, PT Lahai Coal memiliki nisbah kupas yang lebih tinggi dari PT Maruwai Coal.
Komentar: Pada kuartal 3 tahun 2022, kas dan setara kas ADMR memiliki kas dan setara kas sebesar 401 juta USD, melebihi dana capex yang dibutuhkan. Karena itu, hal ini tidak akan mempengaruhi kinerja keuangan ADMR secara negatif di tahun ini. Selain itu, pada kuartal 3 tahun 2022, ADMR mengalami peningkatan pendapatan sebesar 188% sehingga diharapkan perkiraan peningkatan nisbah kupas oleh penambangan PT Lahai Coal dapat meningkatkan kinerja usaha dari perusahaan di tahun 2023.
Sumber: Kontan