PT Kimia Farma Tbk (KAEF) kian memacu berbagai strategi untuk mengejar perolehan laba di tahun 2023. Perseroan menargetkan laba bersih sebesar Rp 130 miliar atau berbanding terbalik dari capaian tahun lalu yang rugi Rp 170 miliar.
Analis Henan Putihrai Jono Syafei mengatakan, prospek Kimia Farma akan didorong oleh perbaikan dari lini kinerja keuangannya. Apalagi utang KAEF yang selama ini menjadi momok bagi kinerja perseroan terus berkurang.
Tercatat pada kuartal pertama 2023 utang atau liabilitas perseroan secara total mengalami penurunan menjadi Rp 10,59 triliun dari akhir tahun 2022 yang sebesar Rp 11,01 triliun. Di mana utang jangka pendek pada periode tersebut tercatat menurun menjadi Rp 7,67 triliun dari sebelumnya Rp 8,03 triliun. Begitupun dengan utang jangka panjang yang turun dari Rp 2,98 menjadi Rp 2,91 triliun.
Di samping itu, KAEF mengupayakan penurunan beban keuangan sebesar 14,21% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini ditopang dengan dukungan perbankan melalui penurunan suku bunga dan kredit investasi, serta refinancing. Direktur Keuangan Kimia Farma Lina Sari mengatakan, peningkatan laba perseroan di 2023 tersebut seiring kenaikan penjualan yang ditargetkan mencapai Rp 11,6 triliun pada tahun ini. Target tersebut meningkat 20,8% dari penjualan sepanjang tahun 2022 sebesar Rp 9,6 triliun.
Lina mengatakan, untuk menopang target kinerja BUMN sektor farmasi itu, manajemen Kimia Farma telah mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure sebesar Rp 1,2 triliun.
Sumber: Katadata