Minyak Masih Mengalami Penurunan Karena Terdapat Timbunan Besar dan Kekhawatiran Inflasi

2023-02-15 00:00:00 - Bagikan ke Facebook Whatsapp Twitter

Minyak masih mengalami penurunan setelah estimasi industri menunjukkan peningkatan besar dalam persediaan AS dan investor menilai prospek kebijakan moneter AS menyusul data yang menunjukkan inflasi yang masih tinggi. West Texas Intermediate turun di bawah $79 per barel di awal perdagangan Asia setelah berakhir lebih rendah lebih dari 1% pada hari Selasa. American Petroleum Institute yang didanai industri melaporkan bahwa persediaan minyak mentah komersial AS bertambah 10,5 juta barel pekan lalu, menurut orang yang mengetahui angka tersebut. Stok bensin dan sulingan juga meningkat, menurut data. Investor mencoba mencari tahu seberapa tinggi Federal Reserve AS akan mendorong suku bunga untuk menekan laju kenaikan harga. Harga konsumen naik 0,5% pada Januari, tertinggi dalam tiga bulan, dan tingkat inflasi tahunan mencapai 6,4% lebih tinggi dari perkiraan, menurut angka resmi pada hari Selasa. Minyak telah berjuang minggu ini meskipun rencana Rusia untuk mengurangi pasokan karena sanksi menggigit di tengah perang di Ukraina, dan optimisme tentang prospek konsumsi di China dengan aktivitas yang meningkat. Rencana AS untuk mandat penjualan barel dari Cadangan Minyak Strategis telah membebani harga, yang juga terbebani oleh ekspektasi suku bunga AS yang lebih tinggi.

Komentar: Terdapatnya banyak penumpukan pada stok minyak yang menyebabkan terjadinya penurunan pada harga pasar menjadi di bawah $79 per barel (WTI). Selain itu, terdapat juga penumpukan pada stok bensin, sehingga The Fed memutuskan untuk meningkatkan suku bunga untuk menangani inflasi yang sedang terjadi. Hal ini menyebabkan terdapat kemungkinan suku bunga AS akan menjadi semakin tinggi.

Sumber: Bloomberg

Bagikan:

DISCLAIMER ON!

Pandangan diatas merupakan pandangan dari PanenSAHAM, dan kami tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang diterima oleh investor dalam bertransaksi. Semua keputusan ada di tangan investor

Berita Menarik Lainnya: