PT Pertamina Geothermal Energy mengucurkan dana investasi sebesar US$ 1,6 miliar dalam lima tahun ke depan.
Direktur Keuangan PT Pertamina Geothermal Energy Nelwin Aldriansyah mengatakan, calon emiten dengan kode saham PGEO ini menargetkan untuk meningkatkan basis kapasitas terpasangnya yang dioperasikan sendiri, dari 672 megawatt (MW) saat ini menjadi 1.272 MW pada tahun 2027.
Pada 2023 anak usaha PT Pertamina itu telah menyiapkan investasi baru yang cukup signifikan sebesar US$ 250 juta, dari estimasi belanja modal yang hanya sebesar US$60 juta pada 2022. Selanjutnya, pada 2024, Pertamina Geothermal Energy menyiapkan investasi baru senilai total US$350 juta. Jika ditotal, PGEO menyiapkan investasi senilai US$1,6 miliar sepanjang 2023-2027.
Oleh karena itu Nelwin menyisir berbagai alternatif pendanaan, seperti pelepasan saham perdana atau initial public offering (IPO) ini. Dalam waktu dekat pihaknya juga akan menerbitkan Green Bond dan alternatif pembiayaan lainnya.
Komentar: PGEO adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri perkembangan energi terbarukan (terutama pada energi listrik) dan merupakan salah satu entitas anak dari PT Pertamina. PGEO ditargetkan akan IPO pada akhir Februari dan memiliki nilai PBV sebesar 1,2-1,33. Kinerja perusahaan PGEO diharapkan dapat berkembang dengan baik, terutama setelah IPO dilaksanakan karena memiliki kegiatan usaha yang sesuai dengan target negara Indonesia dalam mengurangi emisi dengan cara meningkatkan penggunaan EBT dan menurunkan penggunaan bahan bakar seperti batu bara, minyak, dan lainnya.
Sumber: Kontan