Kondisi pasar yang belum menunjukkan pemulihan signifikan, membuat manajemen PT Berlina Tbk (BRNA) belum menargetkan akan membukukan bottom line yang positif di tahun 2022 ini. Sekretaris Perusahaan Berlina Dewi Hartanti menyebut bahwa selama kuartal pertama 2022, perseroan dapat membukukan rasio EBITDA terhadap penjualan yang meningkat signifikan dibandingkan pencapaian tahun 2021. Pada kuartal I-2022, penjualan BRNA tercatat sebesar Rp 277,08 miliar, lebih rendah 3,19% daripada penjualan per Maret 2021 yang sebesar Rp 286,21 miliar.
Menurut Dewi, pertumbuhan penjualan biasanya memang akan terjadi di paruh kedua. Sehingga pencapaian penjualan di kuartal pertama dinilai masih sesuai dengan prediksi perusahaan. Terkait dengan rencana program belanja modal atau capital expendure (Capex) 2021 yang implementasinya tertunda, Dewi bilang realisasinya baru mencapai 4% dari pendanaan sendiri yang diperuntukkan bagi pendanaan pembuatan mould proyek baru.
BRNA sendiri sebenarnya membutuhkan dukungan pendanaan dari pihak eksternal, dalam hal ini pembiayaan bank atau leasing. Namun, sejak pandemi berlangsung, lembaga jasa keuangan lebih memperketat pembatasan dalam pemberian dana kepada pihak debitur, sehingga capex baru dapat terserap 4%.
Sumber: Kontan