Kenaikan suku bunga acuan yang berlanjut di tahun 2023 turut mengerek tingkat bunga obligasi korporasi. Hal ini terindikasi dari naiknya kupon yang dibayarkan oleh perusahaan penerbit surat utang.
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat, kenaikan kupon obligasi korporasi tenor 3 tahun yang diterbitkan selama Januari-April 2023 berkisar 60 bps hingga 80 bps. Sementara itu, kenaikan kupon obligasi dengan tenor 1 tahun bisa di atas 100 bps.
Chief Economist Pefindo Suhindarto mengatakan, kenaikan yang lebih tinggi pada tenor 1 tahun terjadi akibat tingginya pasokan baru. Kenaikan kupon yang lebih tinggi pada peringkat AAA daripada BBB terjadi karena kenaikan premi setelah terkoreksi cukup dalam selama pemulihan ekonomi. Pada masa pemulihan, investor banyak
memburu peringkat AAA untuk mengamankan investasi mereka sehingga mendorong permintaan naik dan premi turun.
Untuk sisa tahun 2023, Suhindarto memperkirakan tren kupon obligasi korporasi masih akan tinggi. Penurunan kupon kemungkinan baru akan terjadi di 2024. Pasalnya, meski tingkat inflasi Indonesia terus melambat dan telah mencapai rentang target BI pada Mei 2023, BI tampaknya masih harus mempertahankan suku bunga saat ini. Hal ini dilakukan agar rupiah tidak tertekan terlalu dalam akibat potensi arus modal keluar dan potensi mengecilnya surplus neraca dagang.
Sumber: Kontan