PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) membutuhkan sekitar 161,15 juta ton batubara pada 2023 mendatang. Kebutuhan batubara PLN tersebut terungkap dari surat yang ditandatangani Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM Lana Saria.
Adapun berdasarkan surat edaran yang sama, total jenderal kebutuhan batubara untuk kebutuhan PLTU tahun depan adalah sebesar 161.155.417 metrik ton. Dari jumlah tersebut, terdapat 10 pemasok dengan volume terbesar batubara ke PLN.
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menempati urutan teratas dengan volume pasokan mencapai 26,75 juta ton. Kemudian, PT Kaltim Prima Coal, anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dengan volume sebesar 13,70 juta ton. Selanjutnya, PT Adaro Indonesia, anak usaha PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), dengan volume sebesar 12,32 juta ton.
Kemudian, anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY) yakni PT Kideco Jaya Agung dengan kewajiban pasok sebesar 10,55 juta ton. Selanjutnya, anak usaha BUMI yakni PT Arutmin Indonesia dengan volume pasokan sebesar 7,80 juta ton.
Perusahaan lain yang mendapatkan alokasi volume cukup tinggi yakni PT Berau Coal dengan volume 6,95 juta ton. Selanjutnya, PT Bara Tabang yang merupakan anak usaha PT Bayan Resources Tbk (BYAN) dengan alokasi mencapai 6,29 juta ton. Anak usaha PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS), PT Borneo Indobara mendapatkan kewajiban pasokan batubara sebesar 5,99 juta ton.
Dua perusahaan lainnya yakni PT Indexim Coalindo dengan kewajiban pasok sebesar 5,61 juta ton serta PT Antang Gunung Meratus dengan alokasi sebesar 4,52 juta ton batubara.
Sumber: Kontan