PT Mitra Investindo Tbk (MITI) bakal masuk ke bisnis energi baru terbarukan. Perseroan menggandeng Sany South East Asia Ltd, dan Emas Fortuna Ltd (EFL) untuk menjajaki peluang bisnis Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Rencana Kerjasama strategis antara MITI, Sany, dan EFL akan dituangkan dalam suatu perjanjian kemitraan terkait kerjasama dan pengadaan lahan sehubungan dengan pengembangan bisnis PLTS atau solar farm. MITI akan melakukan feasibility study selama 12 bulan ke depan terkait realisasi proyek ini.
MITI menambah daftar panjang emiten, khususnya emiten pertambangan, yang merangsek masuk ke bisnis EBT. Salah satu emiten yang gencar melakukan diversifikasi ke bisnis EBT adalah PT Indika Energy Tbk (INDY). Emiten besutan Arsjad Rasjid ini tercatat memiliki beberapa usaha di bidang non-batubara, mulai dari kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) hingga PLTS.
PT United Tractors Tbk (UNTR) juga merambah bisnis pembangkit listrik terbarukan. Melalui PT Energia Prima Nusantara, UNTR resmi menambah kepemilikan saham di PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), operator Pembangkit Listrik Mini Hydro (PLTM). Sehingga, total kepemilikan Grup Astra melalui UNTR di ARKO bertambah menjadi sebesar 31,49%.
Sementara itu, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) merambah bisnis aluminium yang menjadi komponen EBT melalui anak usahanya, yakni PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR). ADMR mengembangkan smelter aluminium melalui PT Adaro Indo Aluminium (AIA).
Selain AIA, saham KAI juga digenggam oleh PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) sebanyak 12,5% dan Aumay Mining Pte Ltd sebanyak 22,5%. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga berencana mengembangkan PLTS di bekas tambangnya yang berlokasi di Ombilin, Sumatra Barat dan Tanjung Enim, Sumatra Selatan.
Sumber: Kontan