Rupiah Menguat ke Rp 16.025/USD, Usai Rilis Ekonomi RI Kuartal I Tumbuh 5,11%

2024-05-07 08:06:48 - Bagikan ke Facebook Whatsapp Twitter
JAKARTA, investortrust.id - Kurs rupiah bergerak menguat mendekati level psikologis Rp 16 ribu/USD, Senin (6/5/2024), usai rilis data produk domestik bruto (PDB) RI kuartal I tumbuh 5,11% year on year. Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat 69 poin, ke level Rp 16.025/USD,  berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI).
 
Dalam pantauan perdagangan spot antarbank seperti dilansir Yahoo Finance, mata uang rupiah juga terlihat menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Hingga pukul 16.00 WIB, rupiah bertengger ke level Rp 16.020/USD setelah, pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di posisi Rp 16.079/USD.
 
Analisis Chief Economist PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual mengatakan, penguatan mata uang Garuda terhadap greenback didorong oleh sentimen eksternal, yakni melemahnya indeks dolar AS dalam perdagangan valuta asing (valas). Selain itu, disebabkan pengumuman pertumbuhan PDB RI  kuartal I-2024 yang lebih tinggi dari perkiraan. "Penguatan rupiah selain karena faktor eksternal, didorong sentimen positif dari pengumuman PDB kuartal I lalu yang lebih baik dari prakiraan," kata David kepada Investortrust.id, Senin (6/5/2024).
 

 
Data Nonfarm Payrolls Melemah
Sementara itu, analis rupiah sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyoroti terjadinya pelemahan dolar AS lantaran data nonfarm payrolls April 2024 lebih lemah dari prakiraan. "Data tersebut memperkuat spekulasi bahwa melemahnya pasar tenaga kerja akan memberikan dorongan lebih besar bagi Federal Reserve untuk mulai menurunkan suku bunga di AS," kata Ibrahim dalam keterangannya, Senin (6/5/2024).
 
Melemahnya indeks dolar AS menurut Ibrahim diperkuat oleh data yang dirilis pada Jumat (3/5/2024) waktu setempat, yang menunjukkan pertumbuhan lapangan pekerjaan di AS melambat. Kemudian, kenaikan upah tahunan yang turun di bawah 4,0% untuk pertama kali dalam tiga tahun.
 
"Tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja AS meningkatkan optimisme bahwa bank sentral AS dapat merancang kebijakan yang lebih lunak, bagi perekonomian," sebut Ibrahim.
 
Saat ini, pelaku pasar memprakirakan pemotongan Fed Funds Rate sebesar 45 basis poin akan terjadi, dengan penurunan suku bunga pada November 2024 sudah diperhitungkan sepenuhnya.
 
Kebijakan The Fed yang mempertahankan Fed Funds Rate atau suku bunga acuannya pada pertemuan awal Mei lalu telah diprediksi pelaku pasar. Namun, sinyal penahanan FFR dalam waktu dekat turut ditangkap pelaku pasar.
 
"Bahkan, jika hal tersebut terjadi,  mungkin memakan waktu lebih lama dari perkiraan semula," ucapnya.
 

Sedangkan untuk perdagangan besok, Ibrahim memprediksi mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif dan ditutup menguat hingga Rp 15.960/USD.
 
 
 
Pertumbuhan Melebihi Kuartal IV-2023 YoY 
Menurut Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Wiidyasanti, pertumbuhan kuartal I-2024 tersebut merupakan yang tertinggi dalam periode kuartal I sepanjang 2019-2024. Pertumbuhan ini juga lebih tinggi dibandingkan kuartal IV-2023 sebesar 5,04% yoy. 
 
Data BPS menunjukkan, perekonomian Indonesia berdasarkan besaran PDB atas dasar harga berlaku kuartal I-2024 mencapai Rp 5.288,3 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 Rp 3.112,9 triliun. Sementara itu, ekonomi Indonesia kuartal I-2024 terhadap triwulan sebelumnya terkontraksi sebesar 0,83% (qtq).
 
"Pertumbuhan ini ditopang oleh konsumsi rumah tangga, momentum Lebaran. dan Pemilu 2024," kata Amalia.

Bagikan:

DISCLAIMER ON!

Pandangan diatas merupakan pandangan dari PanenSAHAM, dan kami tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang diterima oleh investor dalam bertransaksi. Semua keputusan ada di tangan investor

Berita Menarik Lainnya: