Transaksi Saham Dibuka Kembali, Begini Fundamental dan Bisnis Barito Renewables (BREN)

2024-05-06 08:56:11 - Bagikan ke Facebook Whatsapp Twitter

JAKARTA, investortrust.id Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka kembali perdagangan (unsuspend) saham emiten milik Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), mulai perdagangan sesi I, Senin (6/5/2024).

 

Sebagaimana diketahui saham emiten pembangkit listrik geothermal terbesar di Indonesia ini sempat dihentikan sementara, seiring dengan lompatan harga terhitung sejak listing perdana di Bursa Efek Indonesia pada Oktober tahun lalu hingga pekan lalu.

 

Seberapa besar penguatan saham BREN sejak listing perdana di bursa efek?  Berdasarkan data penutupan perdagangan saham di BEI hari ini, saham BREN naik Rp 650 (7,05%) ke level tertinggi baru sepanjang masa (all time high/ ATH) ke Rp 9.875. Saham emiten Prajogo ini telah mencatatkan ATH dalam lima hari berturut-turut.

 


Lompatan harga tersebut menjadikan kapitalisasi pasar (market cap) BREN meningkat menjadi Rp 1.321,13 triliun atau memperkuat posisinya sebagai emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di BEI mengalahkan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 1.177,27 triliun.

 

Dengan harga penutupan tersebut, penguatan harga saham Barito Renewables (BREN) yang resmi mencatatkan saham perdana di BEI pada 9 Oktober 2023 dengan harga penawaran Rp 780 per saham telah melambung hampir 12 kali atau sekitar 1.166% menjadi  Rp 9.875 dalam kurun waktu 9 Oktober 2023 hingga 2 Mei 2024.

 

Lompatan harga tersebut menjadikan nilai kekayaan Prajogo Pangestu kian tebal. Berdasarkan data Forbes real time billionare, Kamis (2/5/2024), melesat sebanyak US$ 3,5 miliar menjadi US$ 63,2 miliar atau setara dengan Rp 1.023 triliun. 

 

Pergerakan Saham BREN

 

Kenaikan tersebut menjadikan Prajogo Pangestu sebagai orang terkaya peringkat 25 di dunia menggeser Charles Koch & Family asal Amerika Serikat (AS). Lompatan nilai kekayaan ini memperkuat posisi Prajogo Pangestu sebagai orang terkaya nomor satu di Indonesia dan jauh meninggalkan Low Tuck Kwong di posisi kedua dengan kekayaan US$ 25,8 miliar.

 

 

Prajogo Pangestu melalui PT Barito Pacific Tbk (BRPT) tercatat sebagai pengendali utama dengan kepemilikan sebanyak 64,67% saham BREN. Sisanya dikuasai GE sekitar 23,61% saham BREN. Sisanya dimiliki Jupoter Tiger Holdinsg 4,36%, Prime Hill Fund 4,36%, dan investor public 3%.

 

BREN merupakan emiten pembangkit panas bumi yang mayoritas sahamnya dikuasai Prajogo Pangestu melalui PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang menggenggam 64,666% saham BREN dan melalui perusahaan affiliasinya Green Era Energy Pte menguasai 23,60% saham BREN. Sedangkan pengendali utama BRPT adalah Prajogo Pangestu dengan kepemilikan 71,19% saham.

 

Terbesar di Indonesia

Barito Renewables (BREN) merupakan pengembang dan pemilik pembangkit listrik tenaga panas bumi terbesar di Indonesia dan nomor lima di dunia. Perseroan dan melalui anak usahanya menguasai kapasitas pembangkit listrik sebanyak 886 MW hingga tahun lalu. Sedangkan target kapasitas pembangkit perseroan menuju 1.032 MW pada 2027.

 


Sumber: Prospektus BREN

 

Perseroan merupakan pemilik dan operator pembangkit listrik tenaga panas bumi Wayang Windu, Salak, dan Darajat, dengan total kapasitas sebanyak 886 MW. Di antaranya, perseroan bertindak sebagai pemegang 90% saham Star Energy Geothermal Wayang Windu Ltd (SEGWWP) yang mengoperasikan pembangkit listrik panas bumi. 

 

Perseroan juga bertindak sebagai pemegang masing-masing 76,11% saham Star Energy Geothermal Darajat I dan II. Perseroan juga tercatat sebagai pemeang Star Energy Geothermal Salak, Ltd. (SEGSL) dengan kepemilikan sebanyak 76,11% saham. Perseroan juga bertindak sebagai pemegang Star Energy Geothermal Darajat II.

 

https://res.cloudinary.com/dzvyafhg1/image/upload/v1694769673/investortrust-bucket/images/1694769669858.jpg
Prajogo Pangestu selaku pengendali emiten BRPT, TPIA, dan CUAN ()
Source:

 

Perusahaan Prajogo Pangestu ini juga bertindak sebagai pemegang 76,11% saham pembangkit energi panas bumi dan pembangkit listrik Star Energy Geothermal Salak Pratama, Ltd (SEGSPL). Berdasarkan prospektus perseroan, pembangkitan listrik tenaga panas bumi Wayang Windu terdiri atas dua unit dengan kapasitas pembangkit terpasang bruto gabungan sebesar 230,5 MW.

 

Sedangkan operasi pembangkit listrik tenaga panas bumi Darajat dan Salak memiliki kapasitas pembangkit terpasang bruto masing-masing 274,5 MW dan 381 MW, termasuk didalamnya secara berturut-turut, kapasitas penjualan uap sebesar 55 MW dan 180 MW.

 


Dengan demikian total kapasitas terpasang bruto pembangkit listrik geothermal hingga tahun 2022 mencapai 886 MW dan diharapkan bertambah sebanyak 146 MW menjadi 1.032 MW pada 2027.

 

Perseroan juga kini melalui anak usahanya PT Barito Wind Energy (Barito Wind) menjadi pengendali 99,99% saham PT UPC Sidrap Bayu Energy (Sidrap) dengan kapasitas pembangkit 75 MW. Pembangkit tersebut merupayan terbesar di Indonesia.

 

Barito Wind juga telah menyelesaikan akuisisi tiga aset pengembangan pembangkit tenaga angin tahap akhir dengan kapasitas gabungan potensial 320 MW yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan (Sidrap 2), Sukabumi, dan Lombok. Barito Wind bertindak sebagai pemegang 51% saham dan 49% sisanya dimiliki oleh ACEN Investments HK Limited (ACEN HK), anak usaha dari ACEN Renewables International, yaitu bagian dari ACEN Corporation dan merupakan mitra strategis jangka panjang dari Barito Renewables.

 

 

Bagikan:

DISCLAIMER ON!

Pandangan diatas merupakan pandangan dari PanenSAHAM, dan kami tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang diterima oleh investor dalam bertransaksi. Semua keputusan ada di tangan investor

Berita Menarik Lainnya: