Proyek tambang emas PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) di Lombok Barat akan memasuki babak baru di kuartal I-2023 ini.
Direktur Utama OKAS, Rolaw P. Samosir mengatakan, pihaknya bakal memulai pengerjaan Joint Ore Reserves Committee (JORC) tambang emas tersebut pada bulan Maret 2023 ini. Kegiatan tersebut, bakal menghasilkan informasi jumlah cadangan yang lebih akurat.
Menurut perkiraan, kegiatan JORC tambang di Lombok Barat bakal membutuhkan biaya sekitar Rp 40 miliar - Rp 45 miliar. Hanya saja, pihak OKAS mengaku belum bisa memastikan berapa persisnya biaya yang dibutuhkan untuk mendanai kegiatan tersebut.
OKAS membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih US$ 6,81 juta pada Januari-September 2022 setelah sebelumnya membukukan rugi bersih US$ 3,87 juta di Januari-September 2021.
Capaian itu diraih sejalan dengan kenaikan pendapatan yang ditorehkan oleh perusahaan. Asal tahu, laporan keuangan interim perusahaan menyebutkan bahwa penjualan neto OKAS naik 48,58% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula US$ 77,30 juta di Januari-September 2021 menjadi US$ 114,85 juta di Januari-September 2022.
Rolaw berujar, saat ini pihaknya tengah melakukan persiapan JORC. Ia memperkirakan, kegiatan JORC bakal membutuhkan waktu kurang lebih 9 bulan. Menurut rencana, OKAS bakal memulai pembangunan pabrik pada kuartal I-2024. Kalau tidak aral melintang, pembangunan pabrik tersebut dijadwalkan rampung pada kuartal II-2025.
Komentar: PT Ancora Indonesia Resources
Tbk (OKAS) akan memulai pengerjaan joint Ore Reserves Committee (JORC) tambang
emas. JORC sendiri membutuhkan biaya sekitar Rp 40 miliar – Rp 45 miliar.
Berdasarkan Laporan keuangan 9M2022 kas dan setara kas OKAS sebesar US$ 4
milion atau setara dengan Rp 60 miliar. Kas internal masih cukup untuk
membiayai JORC tambang emas. Melalui JORC, OKAS dapat memperluas bisnisnya ke
tambang emas.
Sumber: Kontan