Ditulis oleh : Gilbert Kresna Sammen
Market Cap atau Kapitalisasi Pasar, simpelnya berapa uang yang dibutuhkan jika ingin membeli seluruh kepemilikan saham. Kapitalisasi pasar mengambarkan berapa nilai perusahaan yang diberikan oleh pasar.
Tapi tahukah kamu, bahwa sebenarnya tidak semudah itu menentukan nilai perusahaan ?
Bukan itu metrik yang paling fair untuk kamu gunakan.
Ada satu metrik yang saya rasa perfect !
Yaitu Enterpirse Value (EV)
Secara harfiah, EV dapat dianggap sebagai perhitungan biaya paling efektif untuk membeli perusahaan, atau harga teoritis dari perusahaan sebelum premi pengambilalihan dipertimbangkan.
Paham ga ? susah yah ? hehe
Kita buat sederhana yah…
Pikirkan seperti ini, ketika kamu ingin membeli sebuah usaha kopi kekinian yang dari pemiliknya menghargai sebesar Rp. 100juta. Kamu pun deal . Ketika kamu melihat performa nya lebih dalam, ternyata warung kopi itu memiliki utang Rp. 50 juta. Kini Utang itu menjadi tanggung jawab kamu. Kamu pun merasa kesal, karena kamu harus keluar duit lebih lagi. Beruntungnya kamu, dewi fortuna sepertinya sedang berada di pihak kamu, ketika kamu mengecek ke bank, ternyta ada kas dalam deposito sekitar Rp. 70 Juta. Hati kamu pun bergembira ria..
Mulai paham kan ??
Memang total pengeluaran kamu sebesar Rp. 150 Juta (Kapitalisasi Pasar + Utang). Namun kamu dapat kas Rp. 70 juta. So, Kamu sebenarnya HANYA mengeluarkan biaya sebesar Rp. 80 juta.
Diskonn kan ??
Perusahaan yang memiliki kas yang besar itu terlihat sangat menarik, apalagi utangnya kecil.
Nah, sekarang kamu coba cari saham-saham yang Enterprise Value nya lebih kecil dibandingkan Market Capitalization. Semakin kecil semakin bagus ya. Apalagi kalau kamu menemukan nilai EV negatif, wahh bisa jadi kamu menemukan harta karun paling langka, karena EV negatif mengindikasikan Kas lebih besar dari Market Cap + Utang. Congratsss....!!
Semoga Bermanfaat