IHSG Awal Pekan Menguat 2 Persen Ke Level 6.383
Regional Index
Dow Jones |
31,008.69 |
-69.28 |
-0.29% |
||||
S&P 500 |
3,800.70 |
-23.98 |
-0.63% |
||||
NASDAQ |
13,036.43 |
-165.54 |
-1.25% |
||||
FTSE 100 |
6,798.48 |
-74.78 |
-1.09% |
||||
NIKKEI |
28,139.00 |
+648.90 |
+2.36% |
||||
HANG SENG |
27,908.22 |
+30.00 |
+0.11% |
||||
GOLD |
1,844.65 |
+9.30 |
+0.51% |
||||
CRUDE OIL WTI |
52.20 |
-0.04 |
-0.08% |
||||
BRENT OIL |
55.82 |
-0.37 |
-0.66% |
||||
NICKEL |
17,202.50 |
-322.50 |
-1.84% |
HATI HATI PENIPUAN ! KOMUNITAS PANENSAHAM TIDAK PERNAH MENGELOLA UANG
Highlights
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan awal pekan Senin (11/1) berhasil ditutup di zona hijau dengan menguat 1,99% atau naik 125,102 basis point ke level 6.382,937. IHSG bergerak dari batas bawah di level 6.278 hingga batas atas pada level 6.383 setelah dibuka pada level 6.278.
Investor melakukan transaksi sebanyak 1.849.658 kali senilai Rp23,679 triliun. Pada pasar reguler terjadi transaksi senilai Rp22,607 triliun dan pasar negosiasi terjadi transaksi senilai Rp1,07 triliun. Pada sisi investor asing, tercatat melakukan aksi beli sebesar Rp5,682 triliun dan aksi jual sebesar Rp2,940 triliun. Sehingga investor asing tercatat beli bersih (net buy) sebesar Rp2,742 triliun.
Lebih rinci dari 10 indeks sektoral yang ada, tercatat sebanyak 7 sektor bergerak positif yang mendorong IHSG menguat ke zona hijau.
Sektor yang menguat antara lain; sektor aneka industry naik 1,26%, sektor perdagangan naik 2,37%, sektor Infrastruktur positif 0,53%, sektor Property naik 0,91%, sektor Consumer naik 2,22%, sektor Perbankan naik 3,85%, dan sektor manufaktur menguat 1,02%. Sedangkan sektor yang melemah antara lain; sektor Agri -1,15%, sektor pertambangan -0,12%, dan sektor Industri Dasar terkoreksi -0,69%.
Di sisi lain, Indeks LQ45 tercatat naik 2,21% ke level 1.001,021. Sedangkan, JII naik 0,61% ke level 671,154. Selanjutnya, IDX30 menguat 2,37% ke level 538,697. Sementara IDX80 terpantau naik 1,74% ke level 144,222.
Market News
SRIL Akan Tambah Utang USD325 Juta
PT Sri Rejeki Isman Tbk (IDX: SRIL) akan menerbitkan surat utang senilai USD325 juta. Rencananya surat utang itu akan dicatatkan pada Bursa Singapura atau SGX-ST. Berdasarkan keterangan resmi emiten tekstil tersebut pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (11/1/2021) dijelaskan, bahwa penerbitan surat utang tersebut telah dijamin oleh anak usaha perseroan, yakni PT Sinar Pantja Djaja, PT Bitratex Industries dan PT Primayudha Madirijaya.
Dalam laporan keuangan SRIL periode yang berakhir 30 September 2020, utang jangka pendek perseroan tercatat sebesar USD246 juta. Rincinya, utang bank jangka pendek senilai USD174,3 juta, utang bank yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun senilai USD6,8 juta dan oblilgasi senilai USD65 juta. Sedangkan utang bank jangka panjang tercatat senilai USD357,1 juta. Sehingga total kewajiban tercatat USD1,08 miliar.(PasarDana)
Kurangi Kepemilikkan, Jahja Setiaatmadja Jual Saham Bank BCA (BBCA) Harga Rp35 Ribu Per Saham
Presiden Direktur PT Bank Cetral Asia Tbk. (BBCA) Jahja Setiaatmadja pada 5 Januari 2021 telah melakukan penjualan saham Bank BCA (BBCA) sebanyak 50 ribu lembar saham. Raymon Yonarto Corporate Secretary BBCA dalam keterbukaan Informasi Jumat (8/1) mengatakan bahwa Jahja Setiaatmadja telah menjual saham BBCA sebanyak 50.000 lembar saham BBCA di harga Rp35.000 per lembar.
Dengan transaksi penjualan tersebut Jahja Setiaatmadja mendapatkan dana sebesar Rp1,75 miliar. Sebelumnya Jahja Setiaatmadja juga pernah melakukan penjualan sahamnya pada tanggal 17 November 2020 sebanyak 100.000 lembar saham di harga Rp32.500 per saham. Dengan demikian kepemilikan saham Jahja Setiaatmadja di PT Bank Cetral Asia Tbk menjadi 7.855.463 lembar saham dari sebelumnya 7.905.463 lembar saham.(EmitenNews)
(MCOR) Realisasikan Dana Rights Issue Rp3,15 Triliun Buat Modal Kerja
Perusahaan perbankan PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk (MCOR) telah menyampaikan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum terbatas V (PUT V) alias rights issue pada tanggal 8 Januari 2021. Berdasarkan keterangan tertulis MCOR pada laman keterbukaan informasi BEI Jumat (8/1) dijelaskan bahwa realisasi penggunaan dana hasil PUT V periode 31 desember 2020 telah digunakan sepenuhnya sesuai rencana untuk memperkuat struktur permodalan dan telah dibukukan sebagai tambahan modal Bank, tulis You Wennan Direktur Utama MCOR.
MCOR meraih dana PUT V sebesar Rp3,19 triliun dengan biaya sebesar Rp35,8 miliar. Dengan demikian Hasil bersih dari PUT V sebesar Rp3,15 triliun yang digunakan sepenuhnya (100%) untuk memperkuat struktur permodalan sesuai persetujuan OJK No. SR-157/PB.32/2020. You Wennan menambahkan “Realisasi penggunaan tersebut sudah diformalkan dengan Akta No 97 serta diregistrasi oleh Kemenkumham No. AHUAH.01.03-0425446 tanggal 30 Desember” pungkasnya.(EmitenNews)
Private Placement, Pemegang Obligasi Express Transindo Utama (TAXI) Serap 4 Miliar Saham
Perusahaan penyedia jasa transportasi, PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) akan melakukan penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) alias private placement sebanyak 4,07 miliar saham. Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan, saham baru ini akan diserap oleh para pemegang obligasi konversi tahun 2019 per tanggal 31 Desember 2020.
Ketentuan ini berdasarkan perjanjian perwaliamanatan obligasi I Express Transindo Utama tahun 2014 Perubahan VI, Nomor 07 tanggal 7 Mei 2019. Disebutkan bahwa aksi korporasi ini akan dilaksanakan pada 18 Januari 2021 ini dan hasil pelaksanaannya akan disampaikan pada 20 Januari nanti. Rencana aksi korporasi ini sudah dicanangkan perusahaan sejak 2019. Dimana secara keseluruhan perusahaan menerbitkan saham baru sebanyak 10 miliar saham atau setara dengan 466,07 persen dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan. Penerbitan saham baru ini dilakukan untuk mengkonversi utang obligasi senilai Rp 1 triliun.
Konversi ini akan dilakukan bertahap, di mana tahap pertama akan dikonversi utang sebanyak Rp 400 miliar menjadi 4 miliar saham. Tahap kedua akan jatuh tempo pada 31 Desember 2020 dengan mengkonversi obligasi senilai Rp 600 miliar dengan sebanyak 6 miliar saham. Untuk jadwal pelaksanaannya manajemen perseroan menyatakan, pengumuman pelaksanaan PMTHMETD pada 11 Januari 2021, Pelaksanaan PMTHMETD pada 18 Januari 2021, dan Pemberitahuan hasil pelaksanaan PMTHMETD pada 20 Januari 2021.
Teranyar, hingga 30 September 2020 lalu perusahaan masih mencatatkan rugi senilai Rp 52,62 miliar, susut dari kerugian di periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 451,41 miliar. Pendapatan perusahaan terkoreski menjadi Rp 20,97 miliar di akhir kuartal III-2020 dari sebelumnya September 2019 yang sebesar Rp 107,26 miliar.
Dalam laporan keuangan tersebut, disebutkan bahwa perusahaan mengalami defisiensi modal mencapai Rp 506,82 miliar, membengkak dari sebelumnya di akhir Desember 2019 yang senilai Rp 454,06 miliar. Perusahaan juga memiliki utang obligasi jangka pendek yang akan jatuh tempo kurang dari satu tahun senilai Rp 486,23 miliar, turun dari Rp 578,91 miliar di akhir tahun 2019.(EmitenNews)
Disclaimer On