PT TBS Energi Utama Tbk bakal memacu bisnis pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT). Emiten berkode saham TOBA tersebut menargetkan, jumlah kapasitas pembangkit EBT perusahaan bisa mencapai 100 megawatt (MW) di tahun 2025.
Wakil Direktur Utama TOBA, Pandu Patria Sjahrir mengatakan bahwa perusahaan mengalokasikan anggaran US$ 500 juta - US$ 600 juta untuk reinvestasi bisnis berbasis fosil menjadi bisnis hijau. Manajemen TOBA sudah menyusun timeline proyek EBT guna mengejar target kapasitas 100 MW di 2025. Pada tahun 2023, TOBA memfokuskan agenda pengerjaan konstruksi untuk proyek EBT.
Berikutnya, TOBA menjadwalkan agenda COD untuk proyek-proyek EBT berbasis hidro, angin/bayu, biomassa, dan solar pv di tahun 2024. Sementara itu, di tahun 2025, TOBA merencanakan COD untuk proyek-proyek EBT berbasis hidro, biomassa, dan solar pv. Saat ini, TOBA sudah mulai mengawal sejumlah proyek EBT. Misalnya saja proyek pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTMh) berkapasitas 2x3 MW yang berlokasi di Sungai Way Besar, Kecamatan Sumber Jaya, Provinsi Lampung.
Menurut jadwal, PLTMh tersebut direncanakan memasuki tahapan COD pada Juni 2024 mendatang. Kemajuan proyek PLTMh Sumber Jaya sudah mencapai sekitar 25% saat acara paparan publik berlangsung. Nafi memastikan, TOBA bakal gencar mengejar PPA demi mengejar target pengembangan EBT. Agenda pengembangan bisnis hijau dilakukan dalam rangka mengejar target perusahaan untuk mencapai netralitas karbon alias net zero carbon di tahun 2030.
Sumber: Kontan