PT PP Presisi Tbk (PPRE) berencana menggenjot bisnis jasa pertambangan pada 2024. Hal ini karena jasa pertambangan tengah ramai diminati. Tak heran apabila bisnis ini mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan.
Presiden Direktur PP Presisi (PPRE) I Gede Upeksa Negara menjelaskan, hal itu dibuktikan dengan raihan kuartal III-2023, dimana jasa pertambangan berhasil mendominasi pendapatan perseroan dengan persentase sebesar 78%. Bahkan, mampu mencatatkan peningkatan kontribusi terhadap revenue sebesar 48%.
Dengan peningkatan kontribusi dari jasa pertambangan ini, perseroan optimistis akan mencapai target kinerja yang positif pada 2023. Bisnis tersebut juga diharapkan menopang peningkatan revenue perseroan sekitar 20-30% pada 2024.
Tidak hanya itu, perseroan berencana terbitkan obligasi dengan besaran berkisar di Rp 850 miliar. Dana hasil penerbitan obligasi itu nantinya akan digunakan perseroan untuk mendanai belanja modal untuk 2024 sebesar Rp 920 miliar.
Sebagian besar dana tersebut akan digunakan untuk sektor tambang, yaitu Rp 800 miliar. Sedangkan sebesar Rp 85 miliar akan digunakan untuk pekerjaan umum, sistem teknologi informasi dan pendukung keamanan kerja perseroan.
Terkait kontrak baru, PPRE menargetkan nilai kontrak baru sebesar Rp 8 triliun pada 2024 atau turun sebesar 3,1% dibandingkan proyeksi hingga akhir 2023 mencapai Rp 8,26 triliun.
Kontrak 2024 diharapkan akan didominasi oleh jasa pertambangan, mencapai porsi sebesar 62,5% atau setara dengan Rp 5,2 triliun. Peningkatan nilai kontrak dari sektor pertambangan nikel dianggap sebagai strategi mitigasi terhadap pengaruh tahun politik.
Sumber: Investor Daily