PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) telah membukukan laba bersih sepanjang 2023 senilai Rp 20,9 triliun. Laba BNI tercatat mengalami kenaikan sekitar 14,2% secara tahunan (year on year/YoY).
Kenaikan laba bank pelat merah ini lebih dikarenakan kenaikan dari pendapatan non bunga yang sekitar 6,6% YoY. Nilai yang dibukukan sendiri mencapai Rp 21,47 triliun. Sebaliknya, pendapatan bunga bersih BNI justru mengalami koreksi tipis sepanjang tahun tersebut. Dari Rp 41,32 triliun di tahun 2022 kini turun menjadi Rp 41,27 triliun yang berarti ada penurunan sekitar 0,1% YoY.
Sementara itu, biaya provisi yang dikeluarkan bank berlogo 46 itu juga mengalami penurunan yang akhirnya turut mendongkrak laba. Biaya provisi BNI tercatat turun 20,1% YoY menjadi Rp 9,19 triliun.
Dari sisi fungsi intermediasi, BNI telah menyalurkan kredit sebesar Rp 695,08 triliun sepanjang 2023 atau naik sekitar 7,6% YoY, lebih rendah dari pertumbuhan kredit industri yang mencapai 10,4% YoY.
Namun, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) milik BNI mampu lebih tinggi jika dibandingkan pertumbuhan DPK industri yang hanya 3,8% YoY. BNI mampu menumbuhkan DPK sepanjang 2023 sekitar 5,4% menjadi Rp 810,73 triliun.
Sumber: Kontan