PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berencana melakukan ekspansi ke industri hilir batu bara, guna mendukung target pemerintah untuk dekarbonisasi Indonesia.
Dileep Srivastava, Director, and Corporate Secretary BUMI mengatakan, agenda ekspansi ini juga merupakan bagian dari persyaratan perpanjangan Izin Usaha Pertambangan (IUPK) di kedua anak usaha BUMI, yaitu PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia (Arutmin).
Untuk mendukung agenda tersebut, BUMI mengaku memiliki dana belanja modal (capital expediture/capex) pada 2024 sebesar 40 juta dollar AS hingga 80 juta dollar AS.
Menurut Director/CFO BUMI Andrew Beckham, saat ini BUMI masih memiliki cadangan dan sumber batu bara yang sangat banyak di KPC dan Arutmin, sehingga dana capex 2024 bisa sampai sebesar itu.
Sementara, volume produksi batu bara tahun 2024 mencapai 80 juta ton, namun hingga saat ini BUMI belum melakukan finalisasi untuk target kinerja pada tahun ini.
BUMI memandang bahwa harga batu bara masih dapat mencapai peningkatan di tahun 2024, seiring situasi ketidakpastian geopolitik dunia. Serta, musim dingin yang berdampak terhadap tingginya permintaan batu bara untuk energi listrik.
Berkat kondisi cuaca yang sangat mendukung di wilayah tambang, hingga akhir September 2023, BUMI mencatat total produksi sebesar 56,2 juta ton. Angka tersebut meningkat 5 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 53,7 juta ton.
Sumber: Kompas