Ditutup di Level 7.207, IHSG Rabu Menguat 0,22 Persen

Kamis, 01 Februari 2024. 04:39 WIB - Bagikan ke Facebook Whatsapp Twitter
Regional Index

Dow Jones

 

38,150.30

 

-317.01

 

-0.82%

 

S&P 500

 

4,845.65

 

-79.32

 

-1.61%

 

NASDAQ

 

15,164.01

 

-345.89

 

-2.23%

 

FTSE 100

 

7,630.57

 

-35.74

 

-0.47 %

 

NIKKEI

 

36,286.71

 

+205.64

 

+0.57 %

 

HANG SENG

 

15,485.07

 

-218.38

 

-1.39 %

 

GOLD

 

2,056.35

 

+6.05

 

+0.29 %

 

CRUDE OIL WTI

 

75.80

 

-2.02

 

-2.60 %

 

BRENT OIL

 

80.50

 

-2.00

 

-2.42 %

 

NICKEL

 

16,267.50

 

-240.50

 

-1.46 %

 
 
HATI HATI PENIPUAN ! KOMUNITAS PANENSAHAM TIDAK PERNAH MENGELOLA UANG
Market News
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sore, Rabu (31/1/2024) berhasil menguat ke zona hijau setelah ditutup naik 0,22% atau meningkat 15,725 basis point ke level 7.207,941. IHSG bergerak variatif dari batas bawah di level 7.192 hingga batas atas pada level 7.247 setelah dibuka pada level 7.192.
IDXENERGY naik 0,40%, IDXBASIC -0,04%, IDXINDUST naik 0,04%, IDXCYCLIC -0,20%, IDXNONCYC naik 0,75%, IDXHEALTH -0,12%, IDXFINANCE naik 1,11%, IDXPROPERT naik 0,09%, IDXTECHNO naik 0,59%, IDXINFRA naik 0,53%, dan IDXTRANS naik 0,12%.
Di sisi lain, Indeks LQ45 tercatat menguat 0,26% ke level 974,219. Sedangkan, JII naik 0,23% ke level 529,752. Selanjutnya, IDX30 ditutup naik 0,19% ke level 494,706. Sementara IDX80 tercatat menguat 0,33% ke level 132,336.
 
Berita Emiten
HET Beras Berpotensi Naik, Emiten Buyung Poetra Sembada (HOKI) Diuntungkan
Deputi III Bidang Perekonomian Kantor Staf Presiden, Edy Priyono mengatakan bahwa pemerintah membuka peluang untuk menaikkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras. Wacana ini muncul karena HET dinilai sudah tidak mencerminkan harga beras saat ini.
Berdasarkan Panel Harga Badan Pangan (PHBP) per 30 Januari 2024, rata-rata harga beras premium di Indonesia mencapai Rp 15.330/kg, lebih tinggi dari HET yang ditetapkan oleh pemerintah pada 2023 yang sebesar Rp 13.900/kg.
Jika terwujud, kenaikan HET beras premium berpotensi memberikan sentimen positif bagi emiten di sektor hilir beras seperti PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI). Buyung Poetra tengah mengalami penurunan margin akibat kenaikan harga beras di tingkat penggilingan. 
Sebelumnya, kenaikan HET beras sebesar 8,6% pada akhir Maret 2023 menyebabkan kenaikan margin laba kotor HOKI dari 5,5% pada kuartal I-2023 menjadi 9,9% pada kuartal II-2023. Pada kuartal III-2023, margin laba kotor HOKI turun ke level 9,3%, seiring berlanjutnya kenaikan harga beras di tingkat penggilingan. (Investor Daily)
 
Laba Bank Mandiri (BMRI) Naik 33,7 Persen Menjadi Rp 55,1 Triliun pada Tahun 2023
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatkan laba bersih sepanjang tahun 2023 senilai Rp 55,1 triliun.  Capaian tersebut mengalami kenaikan 33,7% secara tahunan (year on year/YoY).
Dengan capaian tersebut, Bank Mandiri tetap menjadi bank pelat merah dengan laba terbesar kedua. Di mana, posisi pertama tetap ditempati oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang membukukan laba sebesar Rp 60,4 triliun.
Adapun, salah satu penopang pertumbuhan laba tersebut adalah kenaikan pendapatan bunga bersih alias net interest income (NII) di periode tersebut. Bank Mandiri mencatat NII yang dimiliki senilai Rp 95,88 triliun atau naik 9,08% YoY.
Dari sisi fungsi intermediasi, Bank Mandiri juga mampu mencatatkan kenaikan lebih tinggi dari industri yang sekitar 10,4% YoY. Bank tersebut menyalurkan kredit Rp 1.398,07 triliun sepanjang 2023 atau naik 16,3% YoY.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri juga tercatat naik 5,78% YoY menjadi Rp 1.576,95 triliun. Di mana, tabungan menjadi tumbuh paling tinggi sekitar 7,92% menjadi Rp 584,71 triliun. (Kontan)
 
Produksi Nikel Matte Vale Indonesia (INCO) Naik 18 Persen Sepanjang Tahun Lalu
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) pacu produksi nikel dalam matte di sepanjang 2023. INCO merealisasikan pencapaian produksi sebesar 70.728 Metrik Ton (MT) nikel atau naik 18% dibandingkan 2022 sebanyak 60.090 MT. 
Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur INCO mengatakan meskipun menghadapi berbagai tantangan di sepanjang tahun, pihaknya berhasil melampaui target produksi untuk tahun 2023. 
INCO mencatatkan produksi sebesar 19.084 metrik ton nikel dalam matte pada triwulan IV 2023 (Oktober-Desember) atau lebih tinggi 6% dibandingkan triwulan III 2023 (Juli-September) sebanyak 17.953 MT. 
Kenaikan produksi ini adalah hasil dari strategi pemeliharaan yang efektif serta peningkatan kinerja di area tambang dan pabrik pengolahan sepanjang tahun. Di 2024, INCO memperkirakan produksi nikel matte berada di angka 70.000 ton. 
Chief Financial Officer Vale Indonesia Bernardus Irmanto, menyebut, ada dua faktor yang menyebabkan produksi 2024 cenderung sama dengan 2023.
Pertama, faktor tingkat pemeliharaan alat tambang, di mana di tahun ini jumlah hari yang digunakan untuk pemeliharaan alat akan semakin banyak. Tentu, hal ini akan berpengaruh terhadap ketersediaan alat produksi tambang. Kedua, tingkat produksi juga memperhatikan grade nikel yang ada di area tambang yang berpengaruh terhadap output. (Kontan)
 
Garuda Maintenance Facility (GMFI) Bidik Pertumbuhan Bisnis Sebesar 15 Persen Tahun Ini
PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) melihat prospek bisnis perbaikan mesin pesawat akan lebih baik di tahun ini. 
GMFI menyampaikan, pasar mesin Repair and Overhaul (MRO) diperkirakan mencapai US$ 40,15 miliar pada tahun 2024, dan diperkirakan akan mencapai US$ 54,68 miliar pada tahun 2029, dengan CAGR sebesar 6,37% selama periode 2024-2029. GMFI pun optimis menargetkan pertumbuhan bisnis naik hingga 15% di tahun 2024 dibandingkan dengan pencapaian di tahun 2023.
Rian Fajar Isnaeni, VP Corporate Secretary & Legal GMFI mengatakan dampak pandemi COVID-19 terhadap engine MRO market cukup signifikan. Hal ini lantaran  banyaknya jumlah aircraft storage dan low utilization, permintaan perawatan engine secara global turun secara signifikan pada tahun 2020.
Hingga saat ini, GMF tetap menjadi market leader di area domestik dan menjadi salah satu MRO terbesar di kawasan regional. Untuk pelanggan internasional, GMF telah menjalin kerjasama jangka panjang utamanya dengan pelanggan di kawasan Asia Pacific, seperti Vietnam, Korea Selayan, Filipina, India, Australia, dan area sekitarnya; serta pelanggan dari Eropa, Middle East, dan Amerika.
Seiring dengan target pertumbuhan bisnis, di tahun 2024 GMF juga menyiapkan belanja modal atau capex dengan jumlah lebih besar dibandingkan tahun 2023. Untuk ke depannya, GMFI berencana untuk meningkatkan ekspansi bisnis di seluruh segmen produk baik airframe, component, engine, maupun dari segmen power services dan defense industry. (Kontan)

Disclaimer On 
Bagikan:

DISCLAIMER ON!

Pandangan diatas merupakan pandangan dari PanenSAHAM, dan kami tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang diterima oleh investor dalam bertransaksi. Semua keputusan ada di tangan investor

Halaman menarik lainnya: