Regional Index
Dow Jones |
33,592.92 |
+56.22 |
+0.17 % |
||||
S&P 500 |
3,991.73 |
+34.48 |
+0.87 % |
||||
NASDAQ |
11,358.41 |
+162.19 |
+1.45 % |
||||
FTSE 100 |
7,369.44 |
-15.73 |
-0.21 % |
||||
NIKKEI |
27,990.17 |
+26.70 |
+0.10 % |
||||
HANG SENG |
18,343.12 |
+723.41 |
+4.11 % |
||||
GOLD |
1,781.60 |
+4.70 |
+0.26 % |
||||
CRUDE OIL WTI |
86.84 |
+0.97 |
+1.13 % |
||||
BRENT OIL |
93.75 |
+0.61 |
+0.65 % |
||||
NICKEL |
29,753.50 |
+913.50 |
+3.17 % |
HATI HATI PENIPUAN ! KOMUNITAS PANENSAHAM TIDAK PERNAH MENGELOLA UANG
Market News
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sore, Selasa (15/11/2022) berhasil ditutup menguat ke zona hijau dengan Naik 0,23% atau meningkat 16,108 basis point ke level 7.035,500. IHSG bergerak variatif dari batas bawah di level 6.999 hingga batas atas pada level 7.048 setelah dibuka pada level 7.019.
IDXENERGY Naik 0,54%, IDXBASIC Naik 0,12%, IDXINDUST Naik 0,31%, IDXCYCLIC -0,27%, IDXNONCYC Naik 0,69%, IDXHEALTH -0,09%, IDXFINANCE naik 0,16%, IDXPROPERT Naik 0,05%, IDXTECHNO Naik 0,29%, IDXINFRA -0,10%, dan IDXTRANS Naik 1,04%.
Di sisi lain, Indeks LQ45 tercatat menguat 0,33% ke level 1.004,359. Sedangkan, JII Naik 0,49% ke level 612,981. Selanjutnya, IDX30 ditutup menguat 0,28% ke level 528,132. Sementara IDX80 tercatat naik 0,29% ke level 141,725.
IDXENERGY Naik 0,54%, IDXBASIC Naik 0,12%, IDXINDUST Naik 0,31%, IDXCYCLIC -0,27%, IDXNONCYC Naik 0,69%, IDXHEALTH -0,09%, IDXFINANCE naik 0,16%, IDXPROPERT Naik 0,05%, IDXTECHNO Naik 0,29%, IDXINFRA -0,10%, dan IDXTRANS Naik 1,04%.
Di sisi lain, Indeks LQ45 tercatat menguat 0,33% ke level 1.004,359. Sedangkan, JII Naik 0,49% ke level 612,981. Selanjutnya, IDX30 ditutup menguat 0,28% ke level 528,132. Sementara IDX80 tercatat naik 0,29% ke level 141,725.
Berita Emiten
INA dan SRF Bakal Serap 5 Persen Rights Issue Kimia Farma (KAEF)
Indonesia Investment Authority (INA) dan Sovereign Wealth Fund (SWF) asal Tiongkok, Silk Road Fund (SRF), dipastikan bakal menjadi investor strategis yang berpartisipasi dalam aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue PT Kimia Farma Tbk (KAEF). Kedua investor strategis tersebut akan mengeksekusi atau menyerap 5% dari total 2,7 miliar saham baru yang akan dilepas Kimia Farma melalui rights issue.
Jika Kimia Farma menerbitkan 2,7 miliar saham baru dan target dana yang dihimpun total sebesar Rp 4,5 triliun, INA dan SRF akan mengeksekusi 135 juta saham KAEF dengan investasi yang dikeluarkan sekitar Rp 216 miliar. Investasi tersebut bakal digunakan perseroan untuk mendanai ekspansi bisnis strategis KFA, kebutuhan modal kerja, dan inisiatif untuk lebih meningkatkan efisiensi operasional. Sedangkan dana rights issue akan digunakan perseroan untuk mengembangkan usaha Kimia Farma Group dan pembayaran utang. (Investor Daily)
Jika Kimia Farma menerbitkan 2,7 miliar saham baru dan target dana yang dihimpun total sebesar Rp 4,5 triliun, INA dan SRF akan mengeksekusi 135 juta saham KAEF dengan investasi yang dikeluarkan sekitar Rp 216 miliar. Investasi tersebut bakal digunakan perseroan untuk mendanai ekspansi bisnis strategis KFA, kebutuhan modal kerja, dan inisiatif untuk lebih meningkatkan efisiensi operasional. Sedangkan dana rights issue akan digunakan perseroan untuk mengembangkan usaha Kimia Farma Group dan pembayaran utang. (Investor Daily)
Berikut Tanggapan Manajemen Astra (ASII) dan BNI Life Terkait Akuisisi
PT BNI Life Insurance dikabarkan tengah diminati oleh sejumlah perusahaan. Rencana aksi korporasi ini seiring dengan kabar PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atau Bank BNI yang berencana akan melepas saham nya di BNI Life sebesar 60 persen.
Di lansir dari Bloomberg, Singapore Holding Pte dan Prudentila Plc dilaporkan tengah mempertimbangkan untuk mengakuisisi saham BNI Life dari induk usahanya yakni Bank BNI. Laporan yang sama juga menyebutkan, PT Astra International Tbk (ASII) berpotensi untuk bergabung dalam akuisisi anak usaha asuransi dari BBNI itu.
Direktur Keuangan BNI Life Eben Eser Nainggolan menebut bahwa pihaknya belum mengetahui perihal informasi tersebut ketika dikonfirmasi. Sejauh ini, kata dia, BNI Life belum dapat memberikan tanggapan mengenai informasi akuisisi tersebut.
Head of Corporate Communication Astra International Boy Kelana pun menanggapi hal yang sama, pihaknya belum bisa mengkonfirmasi perihal rencana akuisis Astra International terhadap BNI Life. Berdasarkan sumber Bloomberg, Bank BNI yang memiliki 60 persen saham di BNI Life juga tengah melakukan pembicaraan awal mengenai struktur penjualan saham tersebut dengan Sumitomo Life Insurance Co, di mana perusahaan asuransi Jepang ini memiliki 40 persen saham BNI Life.
Perusahaan asuransi Jepang ini juga merupakan investor lama di Singapore Life, yang didukung oleh perusahaan ekuitas swasta TPG Inc. dan perusahaan asuransi yang berbasis di Inggris, Aviva Plc. (Bisnis)
Di lansir dari Bloomberg, Singapore Holding Pte dan Prudentila Plc dilaporkan tengah mempertimbangkan untuk mengakuisisi saham BNI Life dari induk usahanya yakni Bank BNI. Laporan yang sama juga menyebutkan, PT Astra International Tbk (ASII) berpotensi untuk bergabung dalam akuisisi anak usaha asuransi dari BBNI itu.
Direktur Keuangan BNI Life Eben Eser Nainggolan menebut bahwa pihaknya belum mengetahui perihal informasi tersebut ketika dikonfirmasi. Sejauh ini, kata dia, BNI Life belum dapat memberikan tanggapan mengenai informasi akuisisi tersebut.
Head of Corporate Communication Astra International Boy Kelana pun menanggapi hal yang sama, pihaknya belum bisa mengkonfirmasi perihal rencana akuisis Astra International terhadap BNI Life. Berdasarkan sumber Bloomberg, Bank BNI yang memiliki 60 persen saham di BNI Life juga tengah melakukan pembicaraan awal mengenai struktur penjualan saham tersebut dengan Sumitomo Life Insurance Co, di mana perusahaan asuransi Jepang ini memiliki 40 persen saham BNI Life.
Perusahaan asuransi Jepang ini juga merupakan investor lama di Singapore Life, yang didukung oleh perusahaan ekuitas swasta TPG Inc. dan perusahaan asuransi yang berbasis di Inggris, Aviva Plc. (Bisnis)
Kopiko Mayora Indah (MYOR) Yakin Penjualan Naik 10 Persen Hingga Akhir Tahun
PT Mayora Indah Tbk (MYOR) optimistis penjualan sampai akhir 2022 dapat memenuhi target. Mayora sebelumnya membidik kenaikan penjualan minimal 10 persen secara tahunan year-on-year (yoy).
Per September 2022, Mayora mengakumulasi penjualan sebesar Rp22,23 triliun, naik 11,8 persen yoy dibandingkan dengan Rp19,88 triliun tahun lalu. Penjualan pada kuartal III/2022 mencapai Rp7,85 triliun, tertinggi untuk periode tiga bulan dibandingkan dengan kuartal I/2022 Rp7,59 triliun dan kuartal II/2022 Rp6,79 triliun.
Pertumbuhan penjualan ditopang baik dari dalam negeri dan luar negeri. Penjualan ekspor Mayora sampai September 2022 tercatat tumbuh 13,38 persen yoy menjadi sebesar Rp9,26 triliun. Sementara itu, penjualan domestik tumbuh 10,40 persen yoy menjadi Rp12,98 triliun.
Adapun sepanjang Januari-September 2022, laba tahun berjalan MYOR yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 10,91 persen year on year (yoy), dari Rp977,93 miliar tahun lalu menjadi Rp1,08 triliun. Kondisi ini berbalik dari penurunan laba pada semester I/2022. (Bisnis)
Per September 2022, Mayora mengakumulasi penjualan sebesar Rp22,23 triliun, naik 11,8 persen yoy dibandingkan dengan Rp19,88 triliun tahun lalu. Penjualan pada kuartal III/2022 mencapai Rp7,85 triliun, tertinggi untuk periode tiga bulan dibandingkan dengan kuartal I/2022 Rp7,59 triliun dan kuartal II/2022 Rp6,79 triliun.
Pertumbuhan penjualan ditopang baik dari dalam negeri dan luar negeri. Penjualan ekspor Mayora sampai September 2022 tercatat tumbuh 13,38 persen yoy menjadi sebesar Rp9,26 triliun. Sementara itu, penjualan domestik tumbuh 10,40 persen yoy menjadi Rp12,98 triliun.
Adapun sepanjang Januari-September 2022, laba tahun berjalan MYOR yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 10,91 persen year on year (yoy), dari Rp977,93 miliar tahun lalu menjadi Rp1,08 triliun. Kondisi ini berbalik dari penurunan laba pada semester I/2022. (Bisnis)
DOID Serius Bisnis Tembaga, Resmi Jadi Pemegang Saham Terbesar Asiamet
PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) resmi masuk ke bisnis tambang melalui penyelesaian transaksi private placement senilai US$3 juta atau sekitar Rp46,8 miliar (kurs Rp14.600) di Asiamet Resources Limited. Rampungnya transaksi ini menjadikan DOID sebagai pemegang saham mayoritas di perusahaan yang berbasis di Australia tersebut. Keduanya bekerja sama menggarap tambang tembaga Beruang Kanan Main (BKM) di Kalimantan Tengah.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (15/11/2022), DOID resmi menjadi investor di Asiamet lewat penempatan 230 juta saham biasa dengan harga 1,15 pence per saham. Total transaksi private placement mencapai 2,65 juta poundsterling yang setara dengan US$3 juta.
Menyusul hak tersebut, DOID atau anak perusahaannya yang dinominasikan juga mendapatkan opsi satu arah yang mendukung DOID untuk memesan US$5 juta tambahan dari saham Asiamet. Opsi ini dapat dilaksanakan setiap saat setelah pengangkatan dua direktur yang dicalonkan DOID setelah 1 Januari 2023. (Bisnis)
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (15/11/2022), DOID resmi menjadi investor di Asiamet lewat penempatan 230 juta saham biasa dengan harga 1,15 pence per saham. Total transaksi private placement mencapai 2,65 juta poundsterling yang setara dengan US$3 juta.
Menyusul hak tersebut, DOID atau anak perusahaannya yang dinominasikan juga mendapatkan opsi satu arah yang mendukung DOID untuk memesan US$5 juta tambahan dari saham Asiamet. Opsi ini dapat dilaksanakan setiap saat setelah pengangkatan dua direktur yang dicalonkan DOID setelah 1 Januari 2023. (Bisnis)
Disclaimer On