Ditutup di Level 6.954, IHSG Kamis Berakhir Melemah -0,59 Persen

Jumat, 08 September 2023. 05:10 WIB - Bagikan ke Facebook Whatsapp Twitter
Regional Index

Dow Jones

 

34,500.73

 

+57.54

 

+0.17 %

 

S&P 500

 

4,451.14

 

-14.34

 

-0.32 %

 

NASDAQ

 

13,748.83

 

-123.64

 

-0.89 %

 

FTSE 100

 

7,441.72

 

+15.58

 

+0.21 %

 

NIKKEI

 

33,010.00

 

-242.50

 

-0.73 %

 

HANG SENG

 

18,184.50

 

-243.50

 

-1.32 %

 

GOLD

 

1,943.65

 

-0.25

 

-0.01 %

 

CRUDE OIL WTI

 

86.74

 

-0.03

 

-0.03 %

 

BRENT OIL

 

89.76

 

-0.84

 

-0.93 %

 

NICKEL

 

20,484.00

 

-109.00

 

-0.53 %

 
 
HATI HATI PENIPUAN ! KOMUNITAS PANENSAHAM TIDAK PERNAH MENGELOLA UANG
Market News
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sore, Kamis (7/9/2023) berakhir melemah ke zona merah dengan ditutup turun -41,145 basis point atau terpangkas -0,59% di level 6.954,808. IHSG bergerak variatif dari batas atas di level 7.003 hingga batas bawah pada level 6.927 setelah dibuka pada level 6.996.
IDXENERGY turun -1,00%, IDXBASIC -0,14%, IDXINDUST -0,61%, IDXCYCLIC -0,58%, IDXNONCYC Naik 0,20%, IDXHEALTH Naik 0,31%, IDXFINANCE -0,50%, IDXPROPERT -1,30%, IDXTECHNO Naik 1,58%, IDXINFRA -1,08%, dan IDXTRANS -1,72%.
Di sisi lain, Indeks LQ45 tercatat Turun -0,80% ke level 959,473. Sedangkan, JII melemah -0,89% ke level 558,952. Selanjutnya, IDX30 ditutup turun -0,84% ke level 499,164. Sementara IDX80 tercatat melemah -0,71% ke level 132,927.
 
Berita Emiten
NPL BTN Mencapai Rp 11,25 Triliun, Terbesar dari Kredit Konstruksi
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN)  mencatatkan total nilai kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) Rp 11,25 triliun per Juni 2023. Adapun total kredit bank ini mencapai Rp 307,6 triliun. Sehingga rasio NPL ada di level 3,66%.
Jumlah kredit bermasalah BTN meningkat dari posisi Juni tahun 2022 sebesar Rp 10,13 triliun dengan rasio 3,54% terhadap total kreditnya. Jika dirinci, rasio kredit bermasalah tertinggi berasal dari konstruksi perumahan yakni mencapai 26,27%, naik dari 23,11% pada Juni tahun lalu. 
Sementara rasio NPL Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) subsidi bank ini naik dari 0,88% ke level 1,64%. Outstanding KPR subsidi BTN tumbuh 10,8% secara tahunan dari Rp 137,2 triliun menjadi mencapai Rp 152,16 triliun. Sehingga nilai KPR subsidi bermasalah  mencapai Rp 2,49 triliun, naik dari Rp 2,24 triliun pada Juni 2022.
Rasio NPL KPR non subsidi naik dari 2,32% menjadi 2,47%. Portofolio di segmen ini mencapai Rp 90,83 triliun, tumbuh 6,49% dari Rp 83,3 triliun pada Juni tahun lalu. Dengan begitu nilai kredit bermasalah di segmen ini naik dari Rp 1,9 triliun menjadi Rp 2,24 triliun. 
Adapun NPL kredit lain sektor perumahan naik daro 3,09% menjadi 3,32%. Outstanding kredit segmen ini mencapai  Rp 7,25 triliun sehingga nilai kredit yang bermasalah mencapai Rp 240,8 miliar
Dari sisi kredit konsumer non perumahannya mencatat rasio NPL 1,5%, naik dari 1,06% pada Juni tahun 2022. Portofolio kredit di segmen ini tercatat Rp 6,54 triliun. Artinya, kredit bermasalah jumlahnya mencapai Rp 98,1 miliar. BTN tercatat punya kredit macet Rp 500 miliar di PT Asuransi Jiwasraya. (Kontan)
 
Targetkan Pembiayaan Rp 21 Triliun di 2023, Berikut Strategi BFI Finance (BFIN)
PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) menargetkan penyaluran pembiayaan Rp 21 triliun tahun ini. Ada sejumlah strategi yang akan diterapkan BFI Finance untuk mencapai target tersebut.
Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono mengatakan, BFI Finance akan melanjutkan langkah yang sudah dirintis di semester I-2023 dan tahun-tahun sebelumnya. BFI Finance akan tetap berfokus pada pembiayaan untuk kendaraan bekas, kemudian alat-alat berat. Sebab, alat-alat berat itu pertumbuhan pasarnya masih lumayan bagus.
Pada tahun ini, pertumbuhan penyaluran BFI Finance untuk alat berat lebih kencang, jika dibandingkan dengan ritel. Alat berat tumbuh sekitar 40% tahun ini dari sisi penyaluran pembiayaan, sedangkan ritel lebih di bawahnya. 
Sudjono memproyeksikan pembiayaan pada semester II-2023 akan ditopang pembiayaan kendaraan roda empat dengan pertumbuhan sebesar 70% hingga 75%. Lalu sekitar 15% untuk pembiayaan kendaraan roda dua 15% dan sisanya properti.
Dia pun tak memungkiri pembiayaan akan lebih melambat atau flat di semester II-2023. Sebab, pasar diprediksi akan sedikit jenuh karena tahun lalu pertumbuhan tinggi sekali. Mengenai pemilu, Sudjono menyebut pembiayaan diprediksi lancar, tetapi kalau ternyata bakal berubah arah, akan membuat orang lebih berhati-hati. Dia menyampaikan sejauh ini masih berjalan baik dan tidak ada konstelasi yang tajam. (Kontan)
 
Pendapatan Naik, Namun Emiten Tol Grup Salim (META) Merugi Rp110,48 Miliar
PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) masih membukukan rugi bersih sepanjang semester I/2023, kendati pendapatan perseroan naik signifikan. 
META membukukan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp110,48 miliar, dibanding semester I/2022 yang mencatatkan laba Rp35,37 miliar.
Padahal, pendapatan META melejit 113,91 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp851,16 miliar enam bulan pertama 2023, dibanding periode sama 2022 sebesar Rp397,89 miliar.
Salah satu pemicu kerugian META yaitu beban keuangan yang membengkak 207,67 persen yoy menjadi Rp251,60 miliar, dibanding periode sama 2022 sebesar Rp81,77 miliar.
Adapun, total aset META turun menjadi Rp10,88 triliun hingga 30 Juni 2023, dibanding posisi akhir Desember 2022 sebesar Rp11,15 triliun. Liabilitas perseroan turun menjadi Rp7,52 triliun dibanding posisi akhir 2022 sebesar Rp7,67 triliun. Sedangkan ekuitas turun menjadi Rp3,35 triliun, dibandingkan posisi Desember 2022 sebesar Rp3,48 triliun. (Bisnis)
 
Bank Maspion (BMAS) Akan Right Issue 9,84 Miliar Saham Senilai Rp3,5 Triliun
PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS) akan menggelar penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD III) atau rights issue.
Perseroan akan mengeluarkan saham baru sebanyak 9.482.346.921 saham baru atau sebesar 52,88% dari modal disetor setelah pelaksanaan rights issue dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Setiap pemegang 100 saham lama berhak atas 110 HMETD dimana setiap 1 HMETD memberikan hak untuk 1 saham baru dengan harga Rp370 per saham sehingga jumlah dana yang akan diterima BMAS dalam aksi korporasi ini sebesar Rp3,5 triliun
Seluruh dana bersih yang diperoleh dari PMHMETD III, setelah dikurangi biaya-biaya akan digunakan untuk sekitar 50% untuk penyaluran kredit dan pengelolaan likuiditas an sekitar 50% untuk meningkatkan kapabilitas Perseroan, dengan perincian sekitar 29% untuk kantor pusat baru dan pengembangan jaringan kantor serta sekitar 14 untuk investasi TI dan sekitar 7% untuk pengembangan SDM. (Emitennews)

Disclaimer On 
Bagikan:

DISCLAIMER ON!

Pandangan diatas merupakan pandangan dari PanenSAHAM, dan kami tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang diterima oleh investor dalam bertransaksi. Semua keputusan ada di tangan investor

Halaman menarik lainnya: