Ditutup di Level 6.935, IHSG Rabu Berhasil Menguat 0,02 Persen

Kamis, 14 September 2023. 04:38 WIB - Bagikan ke Facebook Whatsapp Twitter
Regional Index

Dow Jones

 

34,575.53

 

-70.46

 

-0.20 %

 

S&P 500

 

4,467.44

 

+5.54

 

+0.12 %

 

NASDAQ

 

13,813.58

 

+39.96

 

+0.29 %

 

FTSE 100

 

7,525.99

 

-1.54

 

-0.02 %

 

NIKKEI

 

32,715.00

 

-75.00

 

-0.23 %

 

HANG SENG

 

18,010.00

 

-13.50

 

-0.07 %

 

GOLD

 

1,930.60

 

-4.50

 

-0.23 %

 

CRUDE OIL WTI

 

88.85

 

+0.01

 

+0.01 %

 

BRENT OIL

 

92.20

 

-0.05

 

-0.05 %

 

NICKEL

 

20,139.50

 

+216.50

 

+1.09 %

 
 
HATI HATI PENIPUAN ! KOMUNITAS PANENSAHAM TIDAK PERNAH MENGELOLA UANG
Market News
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sore, Rabu (13/9/2023) berhasil menguat ke zona hijau dengan ditutup meningkat 1,507 basis point atau naik 0,02% ke level 6.935,476. IHSG bergerak variatif dari batas atas di level 6.944 hingga batas bawah pada level 6.903 setelah dibuka pada level 6.933.
IDXENERGY Naik 0,89%, IDXBASIC Naik 0,54%, IDXINDUST Naik 0,22%, IDXCYCLIC -0,40%, IDXNONCYC Naik 0,33%, IDXHEALTH Naik 0,13%, IDXFINANCE -0,44%, IDXPROPERT Naik 0,08%, IDXTECHNO -2,05%, IDXINFRA Naik 0,51%, dan IDXTRANS -0,70%.
Di sisi lain, Indeks LQ45 tercatat Naik 0,08% ke level 954,229. Sedangkan, JII menguat 0,47% ke level 560,024. Selanjutnya, IDX30 ditutup turun -0,03% ke level 494,900. Sementara IDX80 tercatat menguat 0,09% ke level 132,633.
 
Berita Emiten
Hasil Merger XL Axiata (EXCL) -Smartfren (FREN) Belum Bisa Kuasai Pasar
Sinyal rencana merger dua operator telekomunikasi, PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) makin kuat. Setelah keduanya melangsungkan pertemuan bersama pihak Kementerian Komunikasi dan Informasi (Menkominfo).
Hal tersebut jadi konfirmasi atas pemberitaan yang beredar sebelumnya, di mana pemilik XL Axiata dan Smartfren Telecom dikabarkan sudah membicarakan hal tersebut dengan advisor untuk membantu penjajakan potensi transaksi.
Opsinya tidak hanya merger atau penyatuan kedua perusahaan telekomunikasi yang dikendalikan oleh masing-masing pihak, Sinarmas (Smartfren) dan Axiata Group.  Opsi-opsi lain yang sedang dipertimbangkan adalah perjanjian berbagi jaringan dan kemitraan. Penjajakan potensi sudah dibicarakan lewat tim penasihat bisnis kedua perusahaan.
Penggabungan XL Axiata dan Smartfren akan menyatukan dua bisnis yang saling melengkapi. Akan tetapi, entitas ini belum dapat menguasai pasar operator telekomunikasi di Indonesia berdasarkan data jumlah pelanggan, infrastruktur dan total aset.
Menurutnya, rencana merger keduanya tetap berdasarkan Bussiness to Bussines (B2B), yang ditujukan untuk efisiensi persaingan pasar telekomunikasi di dalam negeri. 
XL Axiata dan Smartfren memiliki infrastruktur yang saling melengkapi. Adapun infrastruktur jaringan yang dimiliki mencapai 146.023 unit tower BTS, sementara Smartfren mempunyai sejumlah 43.537 unit BTS 4G. Menariknya, berdasarkan riset Indra Cahya dari Macquarie, entitas perusahaan hasil merger diprediksi akan memiliki pangsa pasar potensial mencapai 26% secara nasional. (Bloombergthecnoz)
 
PIK2 (PANI) Rights Issue, Entitas Agung Sedayu & Salim Group Eksekusi Penuh
PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI)/PIK2 akan menggelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMTED) II atau rights issue dengan penerbitan sebanyak-banyaknya 8 miliar saham atau 37,16%.
Direksi PIK2 menjelaskan, rights issue akan dilaksanakan setelah diperolehnya persetujuan pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPLSB), dan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
PT Multi Artha Pratama sebagai pemegang saham utama perseroan yang memiliki 88,07% saham, menyatakan akan melaksanakan seluruh HMETD yang menjadi haknya, yakni sebanyak-banyaknya 7.045.744.298 HMETD, yang akan disetorkan dalam bentuk uang. Adapun Multi Artha Pratama adalah entitas dari Agung Sedayu Group dan Salim Group.
Harga pelaksanaan PMHMETD II akan ditentukan dengan mengacu pada ketentuan Persyaratan Pencatatan Saham Tambahan melalui PMHMETD sebagaimana diatur dalam Peraturan BEI No. I-A. (Investor Daily)
 
Strategi Kalbe Farma (KLBF) & Kimia Farma (KAEF) Bertahan di Tengah Pelemahan Rupiah
Tren pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi belakangan ini, menjadi sentimen negatif bagi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) disebabkan tingginya proporsi penggunaan bahan baku impor dalam pembuatan berbagai produk obat-obatan. 
Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius pun membenarkan bahwa pelemahan rupiah terhadap dolar AS akan berdampak buruk pada perusahaan farmasi yang dikepalainya itu. 
Dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang AS, maka perseroan harus merogoh kocek yang lebih dalam untuk keperluan biaya impor bahan baku, Terlebih lagi, hampir 90 persen bahan baku pembuatan obat Kalbe Farma masih bergantung pada impor. 
Berkaca pada kondisi tersebut, Vidjongtius menyebut bahwa KLBF akan membuka peluang untuk menaikkan harga produk obat-obatan. Dia mengatakan, perseroan dalam waktu dekat akan mengkaji rencana untuk menaikkan harga jual produk jika rupiah terus terkikis terhadap dolar AS.
Namun, rencana tersebut nampaknya akan menjadi strategi terakhir KLBF dalam menghadapi dampak pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Menurutnya, perseroan akan terlebih dahulu berusaha untuk mengoptimalkan kombinasi strategi product mix dan meluncurkan berbagai produk inovasi yang dibuat dengan menggunakan bahan baku lokal.
Sementara, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Kimia Farma Lina Sari mengatakan bahwa perseroan telah menyiapkan amunisi untuk menghadapi fluktuasi rupiah. Salah satunya ialah memastikan ketersediaan bahan baku obat hingga akhir tahun 2023. Lina mengatakan, KAEF telah melakukan kontrak kesepakatan dengan supplier terkait dengan estimasi jumlah kebutuhan bahan baku dengan harga yang juga telah disepakati. Langkah ini pun diharapkan dapat meminimalisir potensi kerugian yang akan dialami emiten farmasi tersebut seiring melemahnya nilai tukar rupiah terhadap AS. (Bisnis)
 
United Tractors (UNTR) Proyeksi Permintaan Alat Berat Sektor Komoditas Melambat di 2024
PT United Tractors Tbk (UNTR) memperkirakan permintaan alat berat untuk sektor komoditas di tahun 2024 akan terjadi perlambatan. 
Presiden Direktur United Tractors Frans Kesuma mengatakan sampai 2023, permintaan alat berat dari sektor pertambangan masih membaik. Akan tetapi, dengan kondisi harga komoditas seperti nikel dan batu bara yang terjadi penyesuaian, United Tractors memperkirakan penjualan alat berat untuk 2024 akan terjadi perlambatan.
Dengan permintaan alat berat yang ter-deliver seluruhnya, Frans menuturkan permintaan alat berat akan otomatis mengalami penurunan. Back log dari kebutuhan alat berat menurun Frans akan terpenuhi tahun ini.
Meski demikian, di saat permintaan alat berat untuk sektor komoditas menurun, Frans memperkirakan permintaan alat berat dari sektor konstruksi akan menyeimbangkan penurunan tersebut.
Frans melihat permintaan alat berat dari sektor konstruksi juga akan tergantung dengan belanja pemerintah. Pihaknya berharap pada 2025 akan terjadi keseimbangan, yakni penambahan dari sektor non-komoditas untuk mengimbangi penurunan dari sektor komoditas.
Adapun, hingga akhir Juli 2023 UNTR mencatatkan penjualan Komatsu sebanyak 3.551 unit sejak awal tahun. Penjualan alat berat ini naik 4,47 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebanyak 3.399 unit. (Bisnis)

Disclaimer On 
Bagikan:

DISCLAIMER ON!

Pandangan diatas merupakan pandangan dari PanenSAHAM, dan kami tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang diterima oleh investor dalam bertransaksi. Semua keputusan ada di tangan investor

Halaman menarik lainnya: