Ditutup di Level 6.888, IHSG Selasa Menguat 0,55 Persen

Rabu, 04 Januari 2023. 04:37 WIB - Bagikan ke Facebook Whatsapp Twitter
Regional Index

Dow Jones

 

33,136.37

 

-10.88

 

-0.03 %

 

S&P 500

 

3,824.14

 

-15.36

 

-0.40 %

 

NASDAQ

 

10,386.99

 

-79.50

 

-0.76 %

 

FTSE 100

 

7,554.09

 

+102.35

 

+1.37 %

 

NIKKEI

 

26,094.50

 

+0.83

     

HANG SENG

 

20,145.29

 

+363.88

 

+1.84 %

 

GOLD

 

1,845.20

 

+18.90

 

+1.03 %

 

CRUDE OIL WTI

 

77.12

 

-3.14

 

-3.91 %

 

BRENT OIL

 

82.27

 

-3.65

 

-4.25 %

 

NICKEL

 

31,335.50

 

+1277.00

 

+4.25 %

 
 
HATI HATI PENIPUAN ! KOMUNITAS PANENSAHAM TIDAK PERNAH MENGELOLA UANG
Market News
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sore, Selasa (3/01/2022) berhasil menguat ke zona hijau dengan ditutup Naik 0,55% atau meningkat 37,774 basis point ke level 6.888,758. IHSG bergerak variatif dari batas atas di level 6.908 hingga batas bawah pada level 6.838 setelah dibuka pada level 6.850.
IDXENERGY naik 0,40%, IDXBASIC Naik 1,75%, IDXINDUST Naik 0,42%, IDXCYCLIC Naik 0,20%, IDXNONCYC Naik 0,40%, IDXHEALTH Naik 1,51%, IDXFINANCE -0,13%, IDXPROPERT -0,50%, IDXTECHNO Naik 0,68%, IDXINFRA Naik 1,97%, dan IDXTRANS Naik 0,68%.
Di sisi lain, Indeks LQ45 tercatat menguat 0,57% ke level 940,456. Sedangkan, JII Naik 0,91% ke level 588,712. Selanjutnya, IDX30 ditutup menguat 0,57% ke level 489,637. Sementara IDX80 tercatat Naik 0,69% ke level 131,188.
 
Berita Emiten
MNC Energy (IATA) Targetkan Produksi Batu Bara Melebihi 7 Juta MT di 2023
PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) menyampaikan bahwa perseroan akan terus menggenjot produksi, memanfaatkan momentum tingginya permintaan dan harga batu bara di pasar internasional.
Untuk proyeksi tahun 2023, produksi batu bara IATA ditargetkan melebihi 7 juta MT. Dengan asumsi harga batu bara USD 50/MT, akan menghasilkan pendapatan sebesar USD 350 juta. Angka tersebut akan terus meningkat seiring bertambahnya IUP yang beroperasi dan kemampuan Perseroan untuk mendapatkan kontrak pembelian batu bara. 
Saat ini, IATA memiliki cadangan batu bara sebanyak 332 juta MT dari 20% keseluruhan area penambangan seluas 72.478 Ha. Tidak berhenti di situ, Perseroan aktif mengeksplorasi 59.035 Ha area yang diyakini memiliki cadangan terbukti hingga 600 juta MT untuk semua IUP.
Adapun, IATA berhasil mencatatkan pendapatan sebesar USD 166,6 juta hingga November 2022, melonjak 130,2% year-on-year (yoy) dari USD 72,4 juta tahun lalu. Angka tersebut bahkan mengalahkan kinerja FY-2021 dengan selisih yang signifikan, yaitu meningkat 110,5% dibandingkan dengan keseluruhan kinerja 2021 sebesar USD 79,1 juta. (Emitennews)
 
Leasing Lo Kheng Hong (CFIN) Incar Pembiayaan Alat Berat Rp600 Miliar
Manajemen PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN), yang sahamnya dimiliki oleh Bank Panin (PNBN) hingga investor saham kawakakan Lo Kheng Hong, memandang tren pembiayaan alat berat pada 2023 masih akan menarik seiring dengan proyeksi permintaan komoditas yang masih tinggi. 
Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo mengatakan tren pembiayaan alat berat pada 2023 bersumber dari permintaan di sektor tambang, logistik, infrastruktur, dan perkebunan. Adapun untuk mencapai target pembiayaan 2023 perseroan akan fokus untuk meningkatan pelayanan customer Clipan dan nasabah Bank Panin sebagai induk perusahaan pada 2023.
Harjanto menyampaikan pembiayaan heavy equipment (HE) atau alat berat pada 2022 mencapai Rp343,34 miliar. Dari angka ini pembiayaan paling banyak dikontribusi dari sektor tambang yakni sebesar 60 persen. Di sisi lain, Emiten sektor pembiayaan ini hingga November 2022 telah mencatatkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp6,5 triliun, melampaui dari target 2022 sebesar Rp6 triliun. 
Harjanto menyampaikan pencapaian perseroan hingga November tersebut didukung oleh sejumlah faktor, diantaranya pertumbuhan permintaan di pasar pembiayaan mobil baru dan bekas di sisa akhir 2022. (Bisnis)
 
Bumi Resources (BUMI) Targetkan Proyek Hilirisasi Batubara Tuntas di 2025-2026
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menargetkan dua proyek hilirisasi batubara oleh dua anak usahanya rampung pada 2025-2026.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengatakan, pihaknya saat ini masih menunggu lebih detail soal kebijakan insentif sektor hilirisasi batubara. BUMI menyambut positif langkah pemerintah menetapkan iuran produksi atau royalti 0% bagi batubara yang digunakan dalam hilirisasi. 
Tercatat, BUMI memiliki proyek hilirisasi melalui dua anak usaha yakni PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia. KPC akan berperan sebagai pemasok batubara untuk fasilitas gasifikasi tersebut. Kebutuhan batubara yang mesti disediakan oleh KPC untuk proyek gasifikasi di Bengalon sekitar 5 juta ton-6,5 juta ton per tahun dengan kualitas GAR 4.200 kcal per kg. Ketika beroperasi, pabrik tersebut dapat menghasilkan 1,8 juta ton per tahun metanol.
Selain itu, BUMI juga memiliki proyek gasifikasi batubara menjadi metanol yang dilaksanakan oleh anak usaha lainnya, PT Arutmin Indonesia. Adapun, batubara yang dibutuhkan untuk memproduksi metanol di sana mencapai 6 juta ton per tahun dengan kualitas GAR 3.700 kcal per kg. Pabrik metanol ini nantinya dapat menghasilkan metanol sebanyak 2,8 juta ton per tahun. (Kontan)
 
Chandra Asri (TPIA) Akuisisi Anak Usaha Listrik dan Air Krakatau Steel (KRAS)
Anak usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS), yakni PT Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI) telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (Conditional Shares Sale and Purchase Agreement atau CSPA) dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA).
Direktur Utama PT KSI Agus Nizar Vidiansyah menyampaikan bahwa penandatanganan CSPA dan SHA itu merupakan rangkaian dari proses divestasi saham KSI pada anak perusahaannya yaitu PT Krakatau Daya Listrik (KDL) dan PT Krakatau Tirta Industri (KTI). Dalam CSPA disepakati rencana pembelian saham KSI di KDL oleh Chandra Asri sebesar 70% dan saham KSI di KTI sebesar 49% dengan nilai total Rp 3,24 triliun.
Selain dilakukan untuk keperluan pemenuhan kewajiban KRAS sesuai dengan Perjanjian Kredit Restrukturisasi dengan kreditur, proses divestasi anak usaha KSI juga dilakukan untuk mewujudkan sinergi bisnis antara Chandra Asri dan KS Grup. (Kontan)

Disclaimer On 
Bagikan:

DISCLAIMER ON!

Pandangan diatas merupakan pandangan dari PanenSAHAM, dan kami tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang diterima oleh investor dalam bertransaksi. Semua keputusan ada di tangan investor

Halaman menarik lainnya: