Ditutup di Level 6.868, IHSG Selasa Melemah 0,25 Persen

Rabu, 09 Agustus 2023. 06:04 WIB - Bagikan ke Facebook Whatsapp Twitter
Regional Index

Dow Jones

 

35,314.49

 

-158.64

 

-0.45 %

 

S&P 500

 

4,499.38

 

-19.06

 

-0.42 %

 

NASDAQ

 

13,884.32

 

-110.07

 

-0.79 %

 

FTSE 100

 

7,527.42

 

-27.07

 

-0.36 %

 

NIKKEI

 

32,353.50

 

+88.50

 

+0.27 %

 

HANG SENG

 

19,168.00

 

-347.00

 

-1.78 %

 

GOLD

 

1,958.95

 

-0.70

 

-0.03 %

 

CRUDE OIL WTI

 

82.75

 

-0.08

 

-0.08 %

 

BRENT OIL

 

86.19

 

+0.85

 

+1.00 %

 

NICKEL

 

20,877.00

 

-225.00

 

-1.07 %

 
 
HATI HATI PENIPUAN ! KOMUNITAS PANENSAHAM TIDAK PERNAH MENGELOLA UANG
Market News
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sore, Selasa (8/8/2023) berakhir melemah di zona merah dengan ditutup turun -17,553 basis point atau melemah -0,25% di level 6.868,813. IHSG bergerak dari batas bawah di level 6.861 hingga batas atas pada level 6.915 setelah dibuka pada level 6.886.
IDXENERGY turun -0,06%, IDXBASIC -0,35%, IDXINDUST -0,14%, IDXCYCLIC -0,57%, IDXNONCYC -0,03%, IDXHEALTH -0,11%, IDXFINANCE -0,08%, IDXPROPERT Naik 0,41%, IDXTECHNO -0,96%, IDXINFRA Naik 0,81%, dan IDXTRANS Naik 0,03%.
Di sisi lain, Indeks LQ45 tercatat turun -0,47% ke level 961,861. Sedangkan, JII melemah -0,06% ke level 551,335. Selanjutnya, IDX30 ditutup turun -0,49% ke level 499,691. Sementara IDX80 tercatat melemah -0,37% ke level 132,716.
 
Berita Emiten
Sido Muncul (SIDO) Revisi Turun Target Kinerja 2023, Berikut Alasannya
Manajemen PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menyebutkan keinginan untuk merevisi target kinerja keuangan pada 2023. Perseroan awalnya mematok target pertumbuhan pendapatan dan laba 10%.
Direktur Utama Sido Muncul David Hidayat mengatakan, rencana revisi turun kinerja keuangan tersebut mempertimbangkan situasi yang kurang kondusif saat ini. 
Hingga semester I-2023, laba bersih Sido Muncul (SIDO) bertumbuh tipis dari Rp 445,59 miliar menjadi Rp 448,1 miliar. Peningkatan tersebut sejalan dengan pertumbuhan penjualan dari Rp 1,61 triliun menjadi Rp 1,65 triliun hingga akhir Juni 2023. 
Pertumbuhan tipis pendapatan tersebut disebabkan adanya unrealized forex loss yang dibukukan terutama pada kuartal ke-2, yaitu forex loss dari bisnis ekspor ke Nigeria, imbas dari perubahan kebijakan moneter di negara tersebut yang menyebabkan nilai tukar Naira melemah hingga 70% terhadap seluruh mata uang dunia.
Selain itu memang faktor daya beli masyarakat yang cenderung melunak pada kuartal ke-2 memberikan kontribusi pelemahan pertumbuhan bagi Sido Muncul (SIDO), terutama pasca lebaran, terutama kelas pendapatan menengah dan bawah yang masih lesu, hal ini terutama karena kenaikan harga-harga barang dan juga transportasi.
Sementara itu konsumen mengurangi konsumsi suplemen kesehatan, sehingga penjualan pada semester pertama hanya tumbuh 3%. Namun disisi lain, operating profit dari kegiatan bisnis masih tercatat positif sebesar 6%. (Investor Daily)
 
Emiten TP Rachmat (ASSA) Serap Capex Rp665,6 Miliar Semester I/2023
PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) telah menyerap anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp665,6 miliar hingga semester I/2023. 
Direktur Utama ASSA Prodjo Sunarjanto mengatakan perseroan menganggarkan capex sekitar Rp1,3 triliun hingga Rp1,5 triliun pada 2023. Mayoritas belanja modal tersebut berasal dari pinjaman bank dan digunakan untuk peremajaan dan pembelian unit kendaraan. 
Sebelumnya, ASSA juga telah mendandatangani perjanjian kredit dengan Bank of China (Hong Kong) Limited cabang Jakarta untuk fasilitas pinjaman sebesar Rp200 miliar untuk pembelian unit kendaraan baru. Bisnis rental ASSA konsisten mencatatkan pertumbuhkan seiring dengan aktivitas perusahaan-perusahaan yang mulai kembali normal.
Tak hanya itu, menurutnya perseroan terus meningkatan kinerja bisnis logistik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan menyediakan layanan end-to-end logistic terutama untuk segmen antar-perusahaan atau business to business (B2B). (Bisnis)
 
Mitratel (MTEL) Jajaki Penerbitan MTN hingga Rp1 Triliun
PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo memberikan peringkat idAAA terhadap PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel dan rencana penerbitan surat utang (medium term notes/MTN) maksimal Rp1 triliun.
Peringkat idAAA mencerminkan posisi pasar MTEL yang superior di industri menara telekomunikasi, visibilitas pendapatan yang kuat, serta profil keuangan yang sangat kuat. Pefindo menegaskan peringkat dapat diturunkan jika posisi pasar Mitratel melemah secara signifikan, atau investasi yang dilakukan berdampak negatif terhadap profil bisnis atau keuangan MTEL.
Peringkat juga dapat diturunkan jika Mitratel mencatatkan pendapatan atau EBITDA yang secara signifikan lebih rendah dari yang ditargetkan, atau apabila posisi utang perseroan meningkat jauh lebih tinggi dari yang diproyeksikan tanpa dikompensasi oleh peningkatan pendapatan yang lebih besar. 
Saat ini MTEL belum merilis detail penerbitan MTN. Penerbitan surat utang ini berpeluang diserap MTEL untuk refinancing. MTN tersebut akan menjadi aksi kedua penggalangan dana perseroan, setelah resmi menjadi perusahaan publik pada November 2021 dan meraih dana IPO sebesar Rp18 triliun.
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun, terdiri dari pinjaman jangka panjang mencapai Rp2,29 triliun, dan liabilitas sewa Rp255,56 miliar. Hingga paruh pertama tahun 2023, Mitratel memiliki rasio utang berbunga terhadap EBITDA 2,37 kali, jauh di bawah kovenan perbankan 5 kali. (Bisnis)
 
BTN akan Spin off UUS Dengan Target Selesai Akhir Tahun
Rencana PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) untuk memisahkan unit syariahnya semakin jelas. Langkah pertama, BBTN bakal akuisisi bank untuk melakukan spin off.
Direktur Utama BBTN Nixon L.P. Napitulu mengungkapkan skema yang bakal dilakukan untuk melepas aset UUS BTN adalah spin off dulu. Baru, nanti akan kerjasama dengan BSI yang akan masuk sebagai salah satu pemegang saham.
Adapun, langkah yang bakal diambil adalah mengakuisisi bank. Nixon melihat akan susah jika harus membuat perusahaan baru karena tidak terkejar. Nixon bilang saat ini sudah ada satu bank yang sudah dalam penjajakan. Di mana, negoisasi harga sedang dilakukan.
Per Juni 2023, aset UUS BTN masih senilai Rp 46,2 triliun. Sejatinya, nilai aset tersebut belum masuk ketentuan dari OJK terkait kewajiban bank untuk spin off yang minimal Rp 50 triliun. Hanya saja, sebelumnya Nixon sempat memperkirakan bahwa aset UUS BTN akan mencapai setidaknya Rp 50 triliun, sampai akhir tahun. (Kontan)

Disclaimer On 
Bagikan:

DISCLAIMER ON!

Pandangan diatas merupakan pandangan dari PanenSAHAM, dan kami tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang diterima oleh investor dalam bertransaksi. Semua keputusan ada di tangan investor

Halaman menarik lainnya: