Ditutup di Level 6.799, IHSG Kamis Lanjut Menguat 0,35 Persen

Jumat, 10 Maret 2023. 06:44 WIB - Bagikan ke Facebook Whatsapp Twitter
Regional Index

Dow Jones

 

32,254.86

 

-543.54

 

-1.66 %

 

S&P 500

 

3,918.32

 

-73.69

 

-1.85 %

 

NASDAQ

 

11,338.36

 

-237.65

 

-2.05 %

 

FTSE 100

 

7,879.98

 

-49.94

 

-0.63 %

 

NIKKEI

 

28,623.15

 

+178.96

 

+0.63 %

 

HANG SENG

 

19,925.74

 

-125.51

 

-0.63 %

 

GOLD

 

1,835.65

 

+0.65

 

+0.04 %

 

CRUDE OIL WTI

 

75.47

 

-0.14

 

-0.21 %

 

BRENT OIL

 

81.56

 

-1.10

 

-1.33 %

 

NICKEL

 

23,265.00

 

-709.00

 

-2.96 %

 
 
HATI HATI PENIPUAN ! KOMUNITAS PANENSAHAM TIDAK PERNAH MENGELOLA UANG
Market News
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sore, Kamis (9/3/2023) berhasil ditutup menguat ke zona hijau dengan berlanjut Naik 0,35% atau meningkat 23,425 basis point ke level 6.799,795. IHSG bergerak dari batas bawah di level 6.776 hingga batas atas pada level 6.824 setelah dibuka pada level 6.776.
IDXENERGY Naik 0,71%, IDXBASIC Naik 0,10%, IDXINDUST Naik 0,97%, IDXCYCLIC Naik 0,14%, IDXNONCYC -0,43%, IDXHEALTH Naik 1,12%, IDXFINANCE Naik 0,38%, IDXPROPERT -0,12%, IDXTECHNO Naik 0,13%, IDXINFRA Naik 0,12%, dan IDXTRANS Naik 1,64%.
Di sisi lain, Indeks LQ45 tercatat menguat 0,41% ke level 942,885. Sedangkan, JII Naik 0,33% ke level 564,851. Selanjutnya, IDX30 ditutup Naik 0,41% ke level 491,287. Sementara IDX80 tercatat menguat 0,48% ke level 131,624.
 
Berita Emiten
Grup Indika (INDY) Targetkan Konstruksi Tambang Emas Tahun Ini
PT Indika Energy Tbk (INDY) menargetkan konstruksi proyek tambang emas mulai pada 2023 setelah menyelesaikan proses pendanaan. INDY memberikan fasilitas pinjaman kepada sejumlah anak usahanya dengan nilai total US$250 juta atau setara Rp3,82 triliun (estimasi kurs Jisdor Rp15.300 per dolar AS) dalam rangka pengembangan proyek tambang emas. 
Head of Corporate Communications Indika Energy Ricky Fernando mengatakan proyek yang ditargetkan mulai beroperasi pada 2025 itu kini dalam tahap konstruksi dan pembebasan lahan. Adapun, dana pinjaman akan dipakai untuk mendanai konstruksi pembangunan infrastruktur, sarana fasilitas dan pembukaan lahan tambang emas di proyek Awak Mas.
Proyek Awak Mas dari PT Masmindo Dwi Area merupakan bisnis pertambangan emas yang telah menjadi bagian dari INDY sejak 2018. Saat itu, INDY melalui anak perusahaannya yaitu PT Indika Mineral Investindo menandatangani Perjanjian Penyertaan Saham (Subscription Agreement) dengan Nusantara Resources Limited untuk melakukan penyertaan sebesar 33,4 juta lembar. Nusantara Resources Limited merupakan perusahaan tambang emas yang terdaftar di Bursa Efek Australia dengan simbol ticker NUS.
Dengan harga per saham AUD$23, maka total nilai transaksi tersebut mencapai AUD$7,68 juta. Pembelian saham dilakukan melalui private placement. Dengan terpenuhinya syarat dan kondisi yang diatur dalam perjanjian, Indika Energy menjadi pemegang saham di Nusantara dengan total kepemilikan 19,9 persen. (Bisnis)
 
Siapkan Capex Rp2,98 Triliun, Smartfren (FREN) Pakai 50 Persen untuk Tambah BTS
PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebanyak Rp2,98 triliun di tahun 2023. Rencananya, FREN akan menggunakan sekitar 50 persen dari anggaran untuk menambah menara Base Transceiver Station (BTS). 
VP Network Operations Smartfren Agus Rohmat mengatakan perseroan memperkirakan penambahan BTS akan memakan hingga 50 persen dari capex yang dianggarkan. FREN berencana membangun beberapa menara BTS di provinsi Bengkulu, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Tengah.
Untuk pembangunan BTS di Bengkulu akan dilakukan pada semester II/2023. Kemudian untuk di Palu, Sulawesi Tengah juga diperkirakan pada semester II/2023. Sementara untuk Kalimantan Tengah, dia mengatakan saat ini sedang dalam proses analisa bisnis. Jika sudah masuk dalam rencana bisnis, maka pembangunan di Kalimantan juga diperkirakan pada semester II/2023. Dia menyebut untuk p
FREN berencana membangun setidaknya 20 menara BTS di beberapa lokasi tersebut. Namun, FREN tidak menutup kemungkinan untuk menambah pembangunan jumlah BTS seiring adanya peningkatan jumlah pengguna. Selain pembangunan BTS, FREN juga berencana melakukan ekspansi dengan meningkatkan fungsi pusat data di bukit Gombel, Semarang. Adapun untuk menara tersebut sudah selesai dibangun dan sedang dipersiapkan perangkat server. (Bisnis)
 
Bangun Pabrik Baru di Sumsel, Arwana Citramulia (ARNA) Siapkan Capex Rp 300 Miliar
PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) menyiapkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 300 miliar tahun ini. Dana capex tersebut utamanya bakal digunakan sebagai modal pembangunan Plant 4C yang berlokasi di Ogan Ilir, Sumatra Selatan.
Chief Operating Officer (COO) Arwana Citramulia Edy Suyanto memaparkan, pada tahun ini ARNA melanjutkan agenda ekspansi dengan membangun Plant 4C yang akan memproduksi produk dengan merek ARNA berukuran 60 x 60.
Pabrik berkapasitas 4 juta m2 per tahun tersebut targetnya akan mulai beroperasi pada semester kedua tahun 2024 mendatang. Sedangkan pembangunannya sudah dimulai sejak awal tahun ini. Selain sebagai modal pembangunan pabrik baru, dana capex tahun ini juga bakal digunakan untuk pembelian beberapa mesin produksi baru guna menunjang laju bisnis ARNA selama tahun 2023.
Mengikuti perkembangan desain keramik merupakan strategi utama ARNA untuk bersaing di pasar. Untuk itu, inovasi produk selalu dilakukan oleh perusahaan dengan secara konsisten mengikuti tren desain terkini dan mengikuti behaviour para konsumen. (Kontan)
 
Bukit Asam (PTBA) Alokasikan Capex Rp 6,4 Triliun di Tahun 2023
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengalokasikan belanja modal alias capital expenditure (capex) senilai Rp 6,4 triliun tahun 2023
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PTBA Farida Thamrin mengatakan, belanja modal akan digunakan PTBA untuk sejumlah keperluan, seperti investasi rutin di anak perusahaan dan investasi yang bersifat pengembangan. Farida membandingkan, alokasi capex PTBA tahun lalu sebesar Rp 2,9 triliun. Hanya saja, penyerapan belanja modal PTBA tahun lalu cukup minim, yakni hanya 28%.
Perseroan tercatat memiliki sejumlah proyek pengembangan yang masih bergulir, salah satunya pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Mulut Tambang Sumsel-8 berkapasitas 2x660 megawatt (MW). Pembangunan PLTU yang nantinya membutuhkan sekitar 5,4 juta ton batu bara per tahun ini telah mencapai kemajuan konstruksi sebesar 97%, dan diharapkan dapat mulai beroperasi komersial pada tahun ini. (Kontan)

Disclaimer On 
Bagikan:

DISCLAIMER ON!

Pandangan diatas merupakan pandangan dari PanenSAHAM, dan kami tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang diterima oleh investor dalam bertransaksi. Semua keputusan ada di tangan investor

Halaman menarik lainnya: